Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai logis usulan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu untuk membangun pangkalan militer dan pelatihan rakyat bela negara dalam mengantisipasi ketegangan di Laut China Selatan (LCS).
“Penjelasan Menhan logis, karena wilayah itu (perbatasan Laut China Selatan) jauh sekali. Kalau ada apa-apa disana perlu waktu memberikan bantuan ke sana, maka butuh orang di sana yang siap,” ujar Tantowi, di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (22/9).
Menurut dia, upaya yang dinginkan Menteri Ryamizard adalah untuk memagari wilayah nasional dari ancaman konflik yang dapat mengganggu kedaulatan serta tidak menguntungkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terlebih, kata Tantowi, ada pendapat ahli bahwa wilayah LCS berpotensi menimbulkan kerusuhan tingkat dunia jika Tiongkok berbenturan dengan negara lain, seperti Amerika Serikat.
“Akan tetapi, tentu harus sesuai dengan kemampuan APBN, ya harus bertahap, jadi ya kita melihatnya bukan sebagai upaya provokatif, memancing permasalahan,” ungkapnya.
Salah satu upayanya adalah Menhan memprioritaskan pembangunan pangkalan dan pengerahan sejumlah alat perang.
“Dan juga kalau penjelasan dari Menhan kemarin, juga berkaitan dengan pelatihan masyarakat disitu dalam konteks bela negara,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Ryamizad Ryacudu mengatakan pihaknya menunda pembelian Alat Utama Sistem Senjata di tahun 2016, namun mengalokasikannya untuk perbaikan infrastruktur militer di Pulau Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang