Jakarta, Aktual.com – Polri dan Badan Intelejen Negara (BIN) dituntut untuk mampu mendeteksi aksi provokasi yang bertujuan mengadudomba antar kelompok masyarakat dengan penyebaran berita bohong atau hoax.

Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (22/5).

“Kemampuan Polri dan BIN mendeteksi aktivitas provokator menyebarkan hoax perlu dibuktikan dan ditunjukan agar tumbuh efek jera. Dan, jika bukti-buktinya sudah mencukupi, para provokator itu harus dihadapkan pada proses hukum dengan ancaman sanksi hukum semaksimal mungkin,” kata Bamsoet.

Ia mengatakan bahwa upaya adu domba tersebut terlihat dari upaya terbaru para provokator di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (20/5) pekan lalu. Sepanjang hari itu, sambung politikus Golkar itu, banyak beredar video yang menggambarkan kerusuhan terjadi di Pontianak. Padahal, tidak ada peristiwa luar biasa di kota itu pada akhir pekan kemarin.

“Memang, hari itu, dua kelompok masyarakat sedang melakukan kegiatan di ruang publik pada waktu yang sama di lokasi berbeda. Sekumpulan warga Bela Ulama 205 melakukan kegiatan long march pada pukul 13.00, dan warga Dayak melakukan pawai kendaraan hias pada pukul 14.00 WIB, diikuti seluruh perwakilan kabupaten di Kalimantan Barat,” ujar dia.

“Namun, di media sosial, beredar sejumlah video yang memuat informasi tentang terjadinya bentrokan antara dua kelompok itu di Pontianak. Kepolisian setempat pun harus buru-buru memastikan video-video itu hoax. Setelah ditelusuri, video yang viral sepanjang hari itu adalah video lama yang memuat informasi peristiwa tahun 2015,” papar Bamsoet lagi.

Aksi penyebaran video itu, tegasnya jelas-jelas merupakan pekerjaan atau ulah provokator. Tujuannya pun jelas, mengadudomba antarkelompok masyarakat.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Polri dan intelijen negara harus merespons ulah para provokator itu.

“Hal ini harus ditanggapi dengan sangat serius. Bagaimana pun, harus diakui bahwa situasi saat ini belum terlalu kondusif. Fakta keberagaman atau kebhinekaan masyarakat kita sedang menghadapi ujian,” pungkasnya.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid