Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron mengatakan bahwa komisi masih menunggu hasil analisis dampak lingkungan (amdal) yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait dengan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sebab, kata Herman, saat menggelar rapat kerja dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengaku masih melengkapi amdal tersebut.

“Kita menunggu Amdal, kami bertanya katanya masih melengkapi Amdal, dan bagaimana dengan persepsi publik, itu pun masih belum tuntas. Karena memang amdalkan selesai melalui konsulatasi publik, apalagi berkaitan alih fungsi hutan, itu juga masih belum (ada pembahasannya),” kata Herman saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (28/1).

Menurut dia, komisi yang membawahi bidang lingkungan ini bukan mempersoalkan berapa besar perhutani yang akan digunakan atau tukar guling oleh pemerintah dalam melaksankan proyek bernilai Rp79 Triliun tersebut. Tetapi, sambung politikus Demokrat itu, bagaimana pemerintah mengikuti semua prosedur dalam alihfungsi hutan tersebut.

“Bagaimana soal status hutan yang sampai sekarang belum ada kepastiannya. Memang hanya 500 hektar yang akan dipakai, tetapi bukan soal luasnya terkait dengan alihfungsi hutan, melainkan seberapa besar prosedur itu dilaksnakan,” ucap dia.

Tidak hanya itu, yang menjadi pertanyaan mendasar sebagai pengawas dan juga menjadi bagian dalam menerbitkan Amdal, adalah kenapa proyek itu harus dibangun di Jakarta-Bandung.

“Kita (komisi) juga masih berfikir, kenapa sih harus Jakarta-Bandung, kenapa tidak Jakarta-Madura, karena lebih bermanfaat Jakarta-Madura, seharusnya Amdal juga mempertimbangkan persoalan itu,” paparnya.

“Kalau daya jangkau Jakarta-bandung hanya 2 jam ditempuh mobil, kenapa harus dipersingkat dengan kereta cepat menjadi 1/2 jam. Semestinya pertanyaan seperti ini masuk di dalam amdal, karena itu bagian dari perspektif publik,” tandas dewan asal daerah pemilihan Jawa Barat VIII itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang