Ia mengkritisi impor beras dengan alasan stok beras di Bulog dibawah satu juta ton. “Alasan itu tidak rasional karena beras di lapangan ada. Jadi tidak hanya dihitung di Bulog saja karena kemampuan maksimal Bulog itu 2,5 juta ton,” kata dia.
Seharusnya itu dihitung berdasarkan cadangan beras rumah tangga, beras petani, kelompok tani dan juga pengusaha. “Kenapa gak ditanya beras di koperasi, gabungan kelompok tani, kemudian yang ada di sawah,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid