Ia berujar, sesuai rasio ideal organisasi kesehatan dunia, rasio ideal daya tampung rumah sakit itu adalah 1.000 penduduk: 1 tempat tidur.
“Di dapil saya misalnya, Tangerang Raya, ada kurang lebih tujuh juta penduduk. Berarti dibutuhkan kurang lebih 7.000 tempat tidur. Nah yang tersedia paling banyak hanya 30 persen saja saat ini. Ini juga terjadi di banyak daerah lain,” katanya.
Senada, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga masih melihat tingginya ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit bagi pengguna BPJS Kesehatan.
Pasalnya banyak warga melaporkan keluhannya ke YLKI terkait pelayanan bagi pasien BPJS.
Laporan tersebut antara lain seputar antrean bagi pasien BPJS yang panjang. Selain itu, sering kali pasien BPJS kehabisan tempat untuk rawat inap dan soal keluhan pembatasan kuota yang diterapkan bagi pasien yang akan menjalani pemeriksaan di rumah sakit.
“Banyak konsumen yang merasa, ketika menggunakan BPJS, dinomorduakan,” kata Sekretaris YLKI Agus Suyatno.
Temuan lain, kata Agus, yakni adanya pasien dari kelas III yang diminta untuk naik kelas, dengan alasan layanan kelas III sudah penuh.
Artikel ini ditulis oleh: