Anggota Komisi VI DPR, Marwan Jafar/foto: dpr.go.id
Anggota Komisi VI DPR, Marwan Jafar/foto: dpr.go.id

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR, Marwan Ja’far mengungkapkan bahwa sampai saat ini komisinya belum menerima peta jalan (roadmap) tentang pembentukan Holding Ultra Mikro. Rencananya, holding tersebut menggabungkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk holding dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Sehingga ia dan komisinya pun tidak mengetahui tujuan (Output) dan hasil (outcome) dari rencana aksi korporasi ini.

“Sedangkan kita yang di Komisi belum mendapat roadmap dari holding ini. Ini kan harus jelas. Penataan regulasinya, kemudian penataan sistem manajemen, kemudian penataan manajemen risiko, dan juga target yang ingin dicapai ini apa? Harus jelas,” ungkap Marwan kepada aktual.com, Rabu (18/2) kemarin.

Ia pun turut mengkritisi minimnya sosialisasi dan edukasi terkait rencana tersebut. Tak heran jika menimbulkan polemik di masyarakat, terutama di kalangan serikat pekerja.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini bahkan mewanti-wanti agar jangan sampai ada pengurangan karyawan. Sebab hal ini akan menambah tingkat pengangguran yang selama ini sedang diatasi pemerintah.

Oleh sebab itu, jika tujuan dari pembentukan holding tidak jelas maka Marwan pun meminta agar rencana tersebut ditunda.

“Jika sudah tertata dengan baik, semua sudah disosialisasikan, kita juga sudah tau roadmapnya, mari kita duduk bersama. Jika itu bermanfaat untuk rakyat, tidak masalah. Tetapi kalau masih tidak jelas tujuannya, output dan outcome-nya belum sesuai dengan harapan masyarakat, ditunda dulu sampai ini betul-betul rapi,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi