Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron/foto: dpr.go.id
Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron/foto: dpr.go.id

Jakarta, Aktual.com – Rencana pembentukan Holding Ultra Mikro mendapat sorotan dari Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron. Menurutnya, penggabungan tiga BUMN yakni BRI, Pegadaian, dan PNM tidak memberikan keuntungan besar bagi negara.

Padahal selama ini, lanjut Herman, masing-masing perseroan tersebut sudah menyumbang keuntungan kepada negara berupa dividen.

“Setelah kemudian dilakukannya proyeksi konsolidasi keuangan ekosistem UMi [Ultra Mikro] ini, selalu saja bahwa negara yang menurut saya tidak mendapat untung besar,” kata Herman dalam Rapat Kerja bersama Kementerian BUMN yang digelar secara virtual, Jakarta, Kamis (18/3).

Legislator fraksi Partai Demokrat ini juga menilai bahwa dalam proyeksi konsolidasi keuangan Holding Ultra Mikro tersebut, negara hanya mendapat dividen sebesar Rp1 triliun.

“Misalkan, tanpa ekosistem, laba sebelum pajak itu Rp74,5 triliun. Dengan ekosistem, naik menjadi Rp8,29 triliun. Tetapi kenaikan terhadap dividennya hanya Rp1 triliun. Jadi buat apa kalau kemudian penggabungan ini memperbesar terhadap pendapatan tapi terhadap sumbangan negaranya juga masih kecil,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut, Menteri BUMN, Erick Thohir kembali mengganti istilah Holding Ultra Mikro menjadi Ekosistem Ultra Mikro. Sebelumnya, Erick juga sempat mengganti istilah tersebut dengan Sinergitas Ultra Mikro.

“Pada hari ini, kami ingin memaparkan sinergisitas daripada PNM, Pegadaian, dan BRI untuk membangun Ekosistem Ultra Mikro. Bagaimana model bisnis Ekosistem Ultra Mikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM dan juga pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI untuk menjembatani usaha mikro naik kelas,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi