Jakarta, Aktual.com — Jurus pemerintah dengan mengatakan akan terjadi Multiplier efek terhadap perbaikan ekonomi dengan melalui pembangunan kereta cepat, mendapat sanggahan dari Ketua Komisi VI DPR, Achmad Hafisz Tohir.

Menurut Hafisz Tohir, Multiplier efek bisa terjadi apabila pembangunan tersebut bersinergi dengan industri dan distribusi logistik. Namun kereta cepat yang diproyeksikan pemerintah tidak berhubungan sama sekali dengan kedua hal tersebut, sehingga kereta cepat tidak akan mendongkrak ekonomi.

“Yang kita ketahui kereta cepat ini adalah Jakarta-Bandung, apa yang akan dibawa dari kereta cepat tersebut, isinya nanti cuma penumpang semua, padahal yang diperlukan adalah distribusi barang dan logistik,” Kata Hafisz di Jakarta, Senin (22/2)

Lebih lanjut Hafisz mengatakan bahwa produk Indonesia mengalami kekalahan oleh produk Vietnam, Thailand dan negara lainnya disebabkan biaya distribusi produk Indonesia memakan biaya yang jauh lebih tinggi.

“Hari ini kita melihat biaya logistik kita sangat tinggi. Kita perhatikan transportasi menyita hingga 15 sampai 20 persen dari biaya yang dikeluarkan dari harga suatu produk, dari itu menjadi penting bagi kita untuk mendahulukan transportasi yang berbasis logistik,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka