Menurut dia, saat ini ada salah satu proyek EBT yang sedang berjalan. Yakni Pembakit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang memilki kapasitas cukup besar, yakni 510 MW. Namun pembangunannya sedang diganggu dengan isu lingkungan oleh NGO atau LSM lokal maupun Internasional.
NGO tersebut, lanjutnya, membangun opini bahwa pembangunan PLTA Batang Toru dapat memgancam ekosistem spesies yang sangat langka yakni Orang Utan Tapanuli.
“Memang betul spesies itu ada dan sudah sangat langka. Nah ada NGO, LSM di lokal yang main-main ini, coba ganggu-ganggu. Lalu kemudian dimasuki NGO asing, sedang mencoba meributkan ini,” kata politikus Gerindra ini.
Namun demikian, kata Gus Irawan, dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan, proyek ini akan tetap dilanjutkan. Terlebih, dari aspek lingkungannya, Menteri LHK Siti Nurbaya juga disepakati bahwa spesies langka Orang Utan harus dilindungi, lingkungan tetap dijaga dan sumber daya alam tetap dieksploitasi untuk memberikan mamfaat tidak hanya bagi negara tapi jiga masyarakat.
“Jadi dua-dua jalan. Ibu menteri LHK juga firm, tetap jalan tapi lingkungan dijaga. Besok kami komisi tujuh akan meninjau pembangunan PLTA ini,” kata politikus asal Sumut ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara