Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu mencermati pengelolaan energi nasional semakin jauh dari cita-cita bangsa dan semangat kemandirian energi nasional. Bahkan katanya praktik ekploitasi sektor energi Indonesia dilakukan dengan sangat liberal.

Dia mencontohkan diantaranya kasus pengembangan beberapa kilang yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dengan mengundang kerja sama dengan investor asing merupakan bentuk penyimpangan dari kemandirian energi.

Walaupun di sisi lain dia tidak menafikan bahwa Indonesia membutuhkan pembangunan kilang baru untuk meningkatkan produksi agar mengejar laju tingkat konsumsi yang jauh lebih besar.

“Satu sisi kita ingin ada kemandirian energi, sisi lain juga misalnya kilang saja dikasih melalui Peraturan Menteri memberi ruang seluasnya kepada asing. Saya melihat nawacita dalam implementasi jauh dari cita-cita nawacita itu sendiri. Harusnya semangatnya terhadap ekonomi itu merujuk ke UUD pasal 33, tapi faktanya kita lihat saja apakah ada negara yang seliberal Indonesia,” kata Gus Irawan, Jumat (16/9).

Sebagaimana diketahui bahwa Pertamina telah melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan migas asing dalam hal pembangunan kilang. Diantara kesepakatan yang terjadi yakni dengan Rosneft Oil Company (BUMN asal negara Rusia) untuk pembangunan kilang yang terletak di Tuban.

“Saya sampaikan ada enam alasan kenapa kita memilih Rosneft, karena kita menilai kemapuan men-supply crude oil, Aspek finansial kuat, Pengalaman kilang, Pengalaman go internasional, pengelaman membangun dan Strategi yang sejalan dengan pertamina,” kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjpto saat penandatanganan framework agreement di gedung utama Pertamina, Kamis (26/5).

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan