Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid menilai adanya unsur kesengajaan baik dari pemerintah maupun pihak swasta terkait beredarnya buku radikalisme dilingkungan sekolah.
Terutama, dalam buku pelajaran di tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD).
“Soal pornografi masuk, soal ada pacaran berjilbab, tidak habis pikir kenapa itu editing dari pemerintah, editing dari pihak swastanya masih saja kecolongan seperti itu, sehingga pantas ada orang yang berpikir dan saya juga setuju ada kelompok yang masukan (hal negatif) kesana (buku pelajaran),” kata Sodik, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (25/1).
“Unsur kesengajaan sangat kuat dan ini menjadi tugas polisi mengungkapnya hingga tuntas. Karena kasus macam terompet (dengan sampul Al Qur’an) kan berulang buku juga bukan pertama kali, radikalisme dulu ada pornografi ada kata-kata tidak layak untuk SD,” tambah politikus Gerindra itu.
Ketika ditanyakan apakah peristiwa tersebut bagian dari sekenario lembaga tertentu untuk mengambil keuntungan dalam penanganan terhadap radikalisme, Sodik mengatakan hal itu dimungkinkan terjadi.
“Banyak kemungkinan dari kelompok terorisnya, atau untuk menaikan anggaran, untuk mengalihkan isu, banyak, termasuk menguji (test cases) keamaan kita bagimana kepekaan aparat keamanan terhadap berbagai isu,” sebutnya.
Oleh karena itu, ia kembali menegaskan agar kepolisian dapat menyelesaikan kasus tersebut agar tidak memunculkan kemungkinan-kemungkinan dipublik atas dugaan adanya unsur kesengajaan oleh aparat tertentu.
“Maka itu polisi dan keamanan, saya minta berulang kali jangan sekadar menangkap (pelaku) tapi diusut sampai tuntas,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: