Jakarta, Aktual.com — Peristiwa desak-desakan di Mina, Arab Saudi, ketika para jemaah haji hendak melaksanakan kegiatan lempar jumrah, memakan korban jiwa lebih dari 700 orang, tiga diantaranya adalah jemaah haji asal Indonesia.
Tragedi terinjak-injaknya para jemaah haji itu membuat Komisi VIII DPR RI, yang bermitra dengan Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji di Indonesia ikut berkomentar.
Wakil Ketua Komisi VIII dari fraksi Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan, bahwa yang harus diperhatikan oleh Kemenag agar para jemaah haji tidak kembali menjadi korban kejadian serupa, adalah dengan memperketat seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), khususnya penunjukan Amirul Hajj.
Menurut Sodik, Kemenag harus bisa menunjuk orang yang memang berkompetensi dalam urusan ‘leadership’. “Perlunya disiplin rombongan. Rombongan regu per regu, kontingen perkontingen serta kapasitas pemimpin yang tahu medan dan mempunyai ‘leadership’ yang kuat,” kata Sodik saat dikonfirmasi, Kamis (24/9).
Menurutnya, seorang Amirul Hajj diharuskan mempunyai kemampuan ‘leadership’ yang baik, agar bisa menggiring dan membaca situasi serta kondisi para jemaah haji. Selain itu, pendamping jemaah itu, juga dituntut memiliki pengalaman dalam melaksanakan ibadah haji.
“Tantangan medan dan acara haji sangat berat. Bagaiman jika pemimpin rombongan tidak tahu medan dan ‘leadership’ lemah hanya bisa membimbing ibadah saja. Bayangkan lah pemimpin regu atau pleton atau pasukan di TNI yang punya leadership yang kuat,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu