Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengatakan dalam kunjungan spesifik ke sekolah swasta, SMP Presiden Bekasi, sarana dan prasarana cukup mamadai serta sudah terlihat persiapan dan kesiapannya meskipun ini tahun pertamanya dalam pelaksanaan UNBK.
“Di Kabupaten Bekasi, dari 89 sekolah negeri dan 221 sekolah swasta. Dari jumlah itu hanya ada 9 sekolah yakni Sekolah Swasta yang mengikuti UNBK. Pada dasarnya ini harus dievaluasi lebih mendalam,” katanya di Kabupaten Bekasi, baru-baru ini.
Politisi PKS itu menekankan bahwa Kabupaten Bekasi yang tidak jauh dari Jakarta dan karenanya harus di support. Misalnya dalam bentuk kebijakan atau sosialisasi yang lebih massive dan pelatihan-pelatihan.
“Kabupaten Bekasi terkenal dengan daerah industri multinasional dan internasional sehingga aturan 2,5 persen dari keuntungan perusahaan bisa untuk sarana dan prasarana di sekolah negeri dengan cara yaitu Pemda Bekasi bisa menjembatani Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR tersebut,” jelasnya.
Dalam persiapan UNBK sendiri anak-anak lebih suka menggunakan komputer. Bahkan ketika ditanya mereka lebih suka Ujian Nasional dengan menggunakan komputer ketimbang kertas dan pensil karena dapat memudahkan mereka untuk dikoreksi kembali sebelum disimpan.
“Jika kita lihat di Kabupaten Bekasi ini mereka sudah siap dengan pelaksanaan UNBK, keluarga yang bertaraf menengah ke atas dan siswa yang sudah kenal teknologi,” imbuh Ledia.
Ia menambahkan dalam UNBK sekolah negeri yang sudah punya satu dua komputer saja sudah bagus. Karena target minimal harus 20 komputer dan itu sangat berat serta spesifikasi komputer yang digunakan harus memiliki standar, misalnya Random Accees Memory untuk kecepatan menerima server ketika digunakan secara bersamaan dalam satu waktu.
“Terkait pelaksanaan UNBK ini pemerintah harus bisa melakukan pembicaraan yang sangat serius terhadap perusahaan industri, penyedia jaringan dan penyedia listrik,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: