Rengat, Aktual.com – Komite Sekolah Dasar Negeri 016 Bukit Selasaih, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau meminta S, oknum guru yang telah melakukan kekerasan terhadap siswa harus diberikan sanksi tegas oleh instansi terkait agar hal serupa tidak terulang kembali.

“Saya mewakili orang tua murid Kelas V SDN 016 Bukit Selasih Rengat Barat berharap Bupati memberikan teguran keras,” kata Ketua Komite Sekolah SDN 016 Bukit Selasih Rengat Barat, Inhu Ismail Usman di Rengat, Minggu (5/11).

Akibat tindakan oknum itu, lima orang tua siswa kelas V SDN 016 mendatangi sekolah guna memprotes pola didik wali kelas V ini. Kelima orang tua siswa kelas V itu adalah Werni, Asma, Suharsono, warga Desa Bukit Selasih, Anto dan Ani, warga Desa Kota Lama.

Anak yang menjadi korban pemukulan adalah Zaki, Firman, Pendi, Febi, Sergen dan Leni.

Ia mengatakan, tindakan yang dilakukan seorang guru itu kepada murid terkesan berlebihan dan diduga keras melanggar hukum, menganiaya siswa bisa berdampak luas bagi siswa, orang tua maupun dunia pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Orangtua siswa menyampaikan aspirasi kepada Komite Sekolah, untuk itu sebagai penyambung lidah tentu hal ini minta disikapi secara bijak oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan Indragiri Hulu agar persoalan ini terang benderang.

Menurutnya, selain telah mencoreng nama baik sekolah, merusak citra dunia pendidikan, tindakan itu juga merupakan pelanggaran hukum.

Kepala SDN 016 Hotmawati S mengatakan, insiden pemukulan murid pakai sapu, kayu dan palu besi diduga dilakukan anak buahnya S, jauh sebelum dirinya menjadi Kepala SDN 016.

Hotmawati mengaku persoalan itu menjadi perhatiannya. “Saya akan bina dulu sekaligus melakukan pengawasan kepada S,” ujar Hotmawati.

Pendapat serupa dikatakan Kepala UPT Disdik Kecamatan Rengat Barat, Syahrudin mengatakan, guru yang telah melakukan kekerasan terhadap siswa disekolah akan dilakukan pembinaan.

“Kami akan beri pembinaan, dan jika masih melanggar akan ditindak tegas,” ucapnya.

Guru yang berinisial S mengatakan, bahwa dirinya tidak melakukan kekerasan, namun hanya mendidik dan memberikan pembinaan kepada siswa.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: