Denpasar, Aktual.com – Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi menyatakan ketidaksetujuannya jika film yang berkisah tentang Engeline diproduksi dalam waktu dekat. Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengaku, hingga kini belum dihubungi oleh dua rumah produksi yang akan mengangkat kisah nyata kepedihan hidup Engeline ke layar lebar tersebut.
“Belum sama sekali (dihubungi). Kalau menemui pun saya menyatakan tidak setuju kalau untuk saat ini (selama proses persidangan berjalan) segera dilakukan,” kata Kak Seto di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali, Senin (11/1).
Ia berharap agar film tersebut, tak mengeksploitasi kasus Engeline. “Mohon semua tuntas dan mendengar suara dari berbagai pihak, jangan sampai mengeksploitasi kasus ini,” tegas Kak Seto. Ia memaparkan beberapa pertimbangan agar film tersebut tak diproduksi dalam waktu dekat.
Baginya, perlu pertimbangan mendalam sebelum memproduksi kisah nyata bocah delapan tahun tersebut. Terutama mengenai suara masyarakat dan pihak keluarga. “Jangan sekadar tujuan komersial saja. Mohon ini menjadi pertimbangan bersama, mendengarkan suara dari masyarakat dan juga pihak keluarga,” harap Kak Seto.
Apalagi, ia melanjutkan, kematian tragis Engeline telah menjadi perhatian publik internasional. Untuk itu, arah film ini harus tertata dengan baik. Utamanya, Kak Seto melanjutkan, mengenai edukasi tentang anti-kekerasan terhadap anak.
“Kalau arahnya untuk pembelajaran bersama dan kampanye stop kekerasan terhadap anak sejauh mendapatkan dukungan dari semua pihak, terutama keluarga, maka silakan. Tetapi jangan terburu-buru,” sarannya.
Kak Seto juga meminta agar rumah produksi menghormati proses persidangan yang masih berlangsung dan menunggunya hingga memiliki kekuatan hukum tetap. Tentu saja, hal tersebut agar tak timbul opini di masyarakat jika mereka hanya sebatas mengais keuntungan dari kisah pilu hidup Engeline.
“Mohon semuanya selesai dan harus bisa berpihak kepada kepentingan terbaik anak. Jadi, harus bisa menjadi suara hati kecil Engeline agar anak di Indonesia dilindungi haknya dan ramah anak, harus kesana arahnya. Bukan sekedar tujuan komersil, karena ini sedang terangkat, kemudian penontonnya banyak,” demikian Kak Seto.
Artikel ini ditulis oleh: