Jakarta, Aktual.com – Ketua Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Komnas Pengendalian Tembakau (PT), Dr. Dra. Rita Damayanti, MSPH mengatakan merokok bukan hanya membahayakan bagi perokok melainkan juga membahayakan seseorang yang berada di lingkungan sekitarnya.
“Seorang bapak yang merokok itu bisa membuat keluarganya terkena penyakit, itu dinamakan perokok pasif,” Ujar Rita Damayanti dalam Webinar Sosialisasi Pemahaman Hubungan Perilaku Merokok dan Stunting, Kamis (20/1).
Rita mengungkapkan, rokok menjadi penyebabkan kematian 8 juta masyarakat di seluruh dunia dengan 1 juta diantaranya merupakan perokok pasif.
Penelitian menunjukkan masyarakat Indonesia menghabiskan uang untuk belanja rokok lebih banyak dibanding membeli sumber protein untuk kebutuhan sehari-hari.
“Akhirnya rokok merugikan ekonomi 27,7 triliun pada sistem kesehatan pada keluarga. Ada 230 ribu kematian akibat konsumsi rokok di Indoensia setiap tahunnya,” katanya.
Rita memaparkan, orang yang merokok berisiko lebih besar untuk penyakit yang tidak menular seperti Hipertensi, Kanker, Stroke, dan Diabetes Mellitus. Data menunjukkan konsumsi rokok berhubungan dengan stunting.
Bayi dari keluarga perokok cenderung beratnya itu kurang 1 setengah kilogram dan tingginya kurang 0,34 centimeter. Sekitar 40% bayi stunting lebih banyak pada orangtua yang merupakan perokok aktif.
Selain itu, Rita juga menjelaskan nikotin dapat merusak otak bagian depan yang berkembang pesat pada anak remaja. Jika remaja tersebut perokok atau perokok pasif, maka akan mengganggu perkembangannya.
“kalau anak-anak kita kena asap rokok atau perokok, itu membuat generasinya bukan generasi emas, generasinya tidak potensial. Ibu-ibu harus bisa mengimbau anak dan bapaknya agar bisa berhenti merokok, ” tegasnya.
(Diva Ladieta)
Artikel ini ditulis oleh:
Aktual Academy