Semarang, Aktual.com — Sejumlah komoditas yang tergabung di kelompok volatile foods menjadi penyumbang inflasi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah berkisar 5,5 % – 5,9 % pada tri wulan ke II (April-Juni) 2014. Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar, berupa bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan bawang putih.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Iskandar Simorangir menjelaskan, tingginya inflasi di Jateng karena meningkatnya kebutuhan yang bersumber dari konsumsi, baik swasta maupun pemerintah dan investasi. Konsumsi diperkirakan meningkat seiring datangnya bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri 1436 pada akhir tri wulan II 2015.
“Inflasi Jateng memang menurun pada tri wulan I (Januari-Maret), karena dampak tekanan global masih tinggi. Akibat, nilai tukar rupiah terus melemah, sehingga berdampak pada melambatnya kebutuhan komoditas. Tapi, inflasi Jateng akan mulai meningkat mulai bulan Juni dan Juli mendatang,” ujar dia di kantor BI Perwakilan Jateng, Semarang, Selasa (23/6).
Dari sisi investasi, pihaknya memperkirakan peningkatan itu didorong oleh realisasi proyek pemerintah yang secara keseluruhan berjalan pada triwulan ke-II. Berdasarkan lapangan usaha, ekonomi tumbuh seiring dengan kinerja tiga sektor utama yang diperkirakan tumbuh, yakni investasi, konsumsi dan realisasi anggaran pemerintah di pusat maupun daerah.
Dikatakan pula efek lain positif inflasi Jateng karena didorong pertumbuhan ekonomi yang tumbuh berkisar 5,5 %. Faktor itu dorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dengan daya dukung ekspor dari Jateng. Tercatat, 36 % share pendorong pertumbuhan ekonomi Jateng pada sektor industri.
“Berkisar 26 % ekspor di Jateng leih baik pada triwulan ke-II, dibandingkan pada triwulan I. Inflasi Jateng tumbuh berkembang lebih baik dibandingkan ekonomi nasional yang hanya 4,7 % saja,” beber dia.
Berdasarkan pantauan dan survei BI, kenaikann harga utamanya terjadi pada komoditas cabai merah, telur ayam ras dan daging ayam ras. Melihat dari kondisi itu selama tri wulan II, BI memprediksi pada bulan Juni masih akan terjadi inflasi dengan kisaran 0,65 %-0,69 % (mtm).
“Untuk tetap menjaga inflasi dalam kisaran yang diperkirakan, kita akan tetap melakukan pemantauan dan berkoodinasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng,” beber dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka