Anggota Kompolnas Poengky Indarti saat memberikan keterangan di Jayapura, Papua, Rabu (29/11). (Foto: Antara Papua/Evarukdijati)
Anggota Kompolnas Poengky Indarti saat memberikan keterangan di Jayapura, Papua, Rabu (29/11). (Foto: Antara Papua/Evarukdijati)

Jakarta, aktual.com – Setelah insiden tragis penembakan yang menyebabkan meninggalnya Bripda IDF oleh senjata api rekannya, anggota Densus 88 Antiteror Polri, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti, mengekspresikan keprihatinannya dan menyampaikan seruan untuk menerapkan pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan senjata api oleh anggota Polri.

“Kami mendesak adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan senjata api oleh anggota Polri untuk mencegah penyalahgunaan,” ungkap Poengky saat dihubungi di Jakarta, Kamis (27/72023).

Kejadian tersebut melibatkan Bripda IDF, seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, yang tewas akibat tembakan dari senjata api yang digunakan oleh rekannya.

Poengky menegaskan perlunya penyelidikan kasus ini dilakukan secara profesional dengan pendekatan scientific crime investigation, sehingga kebenaran dapat terungkap. Hasil penyelidikan harus disampaikan secara transparan kepada keluarga korban dan kepada publik.

“Kami turut berduka cita atas meninggalnya Bripda IDF, yang diduga sebagai pelaku junior. Penyelidikan kasus ini harus dilakukan secara ilmiah dan transparan, agar keluarga korban dan masyarakat mendapat kejelasan,” ujarnya.

Selain mendorong penyelidikan yang tepat, Kompolnas juga menekankan perlunya tindakan tegas bagi anggota Polri yang terbukti bersalah dalam insiden ini, dengan menjalani proses hukum pidana dan proses etik sesuai dengan kode etik profesi.

“Jatuhnya korban jiwa diduga sebagai tindak pidana dan pelanggaran kode etik, oleh karena itu, kami menuntut tindakan tegas bagi anggota Polri yang terlibat dalam kejadian ini,” tegas Poengky, yang juga dikenal sebagai aktivis HAM.

Dalam upaya memastikan penanganan kasus ini berjalan dengan baik, Kompolnas bertindak sebagai pengawas eksternal Polri dan akan mengawasi proses penanganan kasus ini secara seksama.

“Kompolnas akan mengawasi proses penanganan kasus ini dengan seksama,” tambah Poengky.

Tragedi penembakan yang menyebabkan kehilangan nyawa seorang anggota polisi ini harus menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan perbaikan sistem penggunaan senjata api di dalam kepolisian, agar insiden serupa dapat dicegah di masa depan dan keselamatan seluruh anggota dan masyarakat terjamin.

Artikel ini ditulis oleh: