Jakarta, Aktual.com — Berlalunya putaran waktu menjadi keniscayaan adanya pergantian dari generasi ke generasi yang barang tentu dengan pola kehidupan berbeda-beda. Hal ini menjadi riskan bagi kehidupan bernegara untuk menjaga setiap generasinya agar tumbuh dengan semangat nasionalisme upaya mempertahankan kesatuan bangsa dalam suatu negara.
Sama halnya dengan Indonesia, walaupun telah menapaki usia tujuh puluh tahun, namun bukan berarti semakin kokoh dan terbebas dari pertikaian yang berpotensi memecah belah persatuan antar masyarakat.
Patut disadari bahwa dengan generasi baru disertai kompleksnya permasalahan negara membuat kehidupan sosial masyarakat cenderung individualistis dan menghilangkan nilai luhur gotong royong yang sesungguhnya menjadi modal dasar bagi persatuan Indonesia.
Bagi Firmansyah yang sejatinya berprofesi sebagai pengamen melihat permasalahan ini merupakan ancaman krusial bagi negara. Untuk itu, menurut ia, diperlukan sosok pemersatu bangsa agar tumbuh pada setiap generasi muda Tanah Air.
Sebagai inisiatif yang ia lakukan, melalui Komunitas Kreatif Kota Tua (K3T), pria kelahiran Jawa Barat itu bersama teman-temannya mengkreasikan dirinya dengan berbagai kostum hingga menyerupai penampilan berbagai sosok tokoh kemerdekaan Indonesia.
“Komunitas kita ini sudah berdiri setahun lebih, kita menampilkan sosok, Bung Karno, Bung Hatta, Jenderal Sudirman, termasuk ini saya sendiri menjadi Pak WR Soepratman,” tutur ia sembari memegang kostum yang sedang dipakainya saat ditemui Aktual.com di acara ‘Car Free Day’, di Bundaran HI Jakarta, Minggu (10/04).
Selanjutnya, pria yang berusia 30 tahun itu mengungkapkan niat mulianya untuk memberikan edukasi kepada generasi muda terutama pada anak-anak agar lebih mengenal berbagai sosok para pemersatu bangsa.
“Kami ini dengan berpenampilan seperti ini bukan hanya berfoto-foto mencari uang untuk keperluan makan semata, tapi yang utama yaitu kami berupaya memberi pendidikan pada generasi muda, anak-anak agar mengenal sejarah bahwa sejarah itu tetap hidup untuk menjaga persatuan kita,” terang ia menegaskan.
Dengan layaknya menjadi sosok WR Soepratman sembari memegang biola, dia mengakui bahwa komunitasnya sering mendapat undangan dari pemerintah dalam berbagai acara tertentu untuk memperagakan peran sebagai pemersatu bangsa. Firman berharap, komunitasnya yang dalam keseharian melakukan pertunjukan di Kota Tua Jakarta memberikan sumbangsi terhadap kerukunan bangsa.
‘Kita keseharian sering di Kota Tua, kita kadang ngobrol dengan para pengunjung, terutama anak-anak, kita menceritakan sejarah, ya semoga ini bermanfaat,” harap ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta