Jakarta, Aktual.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendukung PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk terlibat dalam pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto menilai PT Antam tak mungkin dilibatkan dalam pembelian saham perusahaan tambang asing milik Amerika Serikat itu. Sebab, keuangan Antam kini tengah tak stabil bahkan sudah merugi triliunan rupiah.
“Posisi keuangan Antam lagi berat banget. Tahun ini ruginya diatas Rp1 T. Bagaimana perusahaan rugi bisa diandalkan untuk akuisisi?” ujar Darmadi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/4).
Namun, di lain pihak Bank BUMN yakni bank Mandiri berencana meminjamkan dana kepada PT Medco Energi menggunakan pinjaman kredit dari China Development Bank (CDB) untuk mengakuisisi PT Newmont.
Lantas, mengapa dana tersebut lebih dialirkan ke perusahaan lokal yakni PT Medco daripada perusahaan BUMN, PT Antam?
Politikus PDIP ini menilai kondisi keuangan PT Antam sedang melemah, maka jika pinjaman kredit diberikan ke Antam khawatir tak akan disetujui. Apalagi, untuk mengakuisisi suatu perusahaan.
“Kondisi keuangan Antam berat, jadi berat untuk dikucurkan kredit sehingga nggak akan lolos. Karena masalah prioritas dengan anggaran yang terbatas,” kata Darmadi.
Untuk itu, Darmadi mengatakan tak masalah jika Antam bersama perusahaan lokal lainnya bekerjasama membeli saham PT Newmont.
“Yang penting nanti bisa membawa manfaat buat Indonesia, terutama masyarakat sumbawa,” pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini PT Medco Energy Internasional Tbk telah mendapat restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan proses akuisisi saham Newmont.
Rini menuturkan, pihaknya tengah merayu perusahaan BUMN tambang itu untuk ikut mencaplok saham Newmont. Dirinya berharap, tidak hanya Medco yang bisa memiliki saham perusahaan asal AS tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: