Pekerja membereskan stok beras di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Ketua MPR Zulkifli Hasan minta pemerintah untuk membatalkan rencana impor beras. Karena pelaksanaan impor yang dilakukan bersamaan dengan panen raya akan merugikan petani. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Indonesia Public Institute (IPI) Jerry Massie mengatakan bahwa Presiden Jokowi menambil sikap tegas terhadap polemik yang terjadi antara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. Jerry khawatir bahwa akan muncul tudingan bahwa Jokowi punya kepentingan dalam urusan impor ini.

“Jadi saya kira kalau Presiden Jokowi tidak mau dianggap ikut bermain di Impor pangan ini, maka impor ini harus dihentikan. Atau ganti saja itu Mendagnya dengan menteri dari kalangan profesional. Agar impor tak dijadikan ATM untuk kebutuhan di tahun politik oleh kalangan tertentu,” katanya kepada wartawan, Senin (24/9).

Selain itu kata Jerry terkait surat yang dikeluarkan oleh Perum Bulog per tanggal 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018 lalu diketahui, hingga Juli 2018, stok beras Bulog masih berada di angka 1,86 juta ton.

“Stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) per akhir bulan Juli 2018 adalah sebesar 1.861.404 ton. Ini terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton,” katanya.

“Dengan stok yang dikuasai tersebut, Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah. Jadi sebetulnya aman stok beras kita,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid