Jakarta, aktual.com – Kekerasan konflik tambamg PT Cipta Buana Seraya (CBS) di Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu hingga saat ini belum kunjung redam.

Setelah meletus penembakan oleh aparat keamanan dan menjatuhkan 14 korban masyarakat peserta aksi penolakan tambang beberapa hari lalu, tanpa diduga tadi pagi masyarakat dibuat mencekam oleh aksi penculikan yang diduga dilakukan oknum aparat.

Manajer Advokasi Walhi Bengkulu, Sony Taurus menyampaikan pada pukul 02.00 WIB tadi pagi terjadi upaya penculikan terhadap salah seorang warga desa Susup (yang sebelumnya merupakan peserta aksi penolakan tambang), penculikan itu diduga dilakukan oleh beberapa oknum aparat.

“Upaya penculikan dilakukan dengan cara mendobrak rumah, tidak ada surat-menyurat penangkapan, ini pola premanisme, bapak Yasman (pemilik rumah, 50 Tahun) diseret keluar sedangkan istri dan dua orang anaknya dikurung di kamar dan sempat beberapa kali senjata ditodongkan kearah dada dan kepala mereka, ini bentuk kesewenangan dan pelanggaran HAM,” kata Sony, Rabu (15/6).

Namun saat mendengar suara kegaduhan, masyarakat sekirat keluar rumah dan berteriak. Setelah masyarakat banyak berdatangan, salah satu oknum yang berjumlah 8 orang tersebut menembak ke arah atas kemudian pergi membatalkan niatnya untuk membawa Yasman.

“Upaya penculikan ini berdampak secara psikologis bagi keluarga korban. Anak dan istri korban ketakutan setelah kejadian itu. Saat ini desa Susup sedang mencekam,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan