Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin

Jakarta, Aktual.com – Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah menjadi perbincangan akhir-akhir ini.

Konflik itu bahkan turut menyeret nama-nama senior di NU dan PKB, salah satunya adalah Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Ma’ruf pun memastikan, ia siap menjadi juru damai bagi kedua pihak.

Berawal dari masalah penyelenggaraan haji

Permasalahan yang terjadi antara organisasi kemasyarakatan (ormas) dengan Partai Politik itu bermula dari Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR-RI terkait penyelenggaraan haji 2024.

Pansus ini dibentuk lantaran DPR menilai Kementerian Agama (Kemenag) bermain dalam kebijakan kuota haji khusus.

Usai penyelenggaran haji, Pansus yang tebentuk ini disahkan oleh Wakil Ketua DPR-RI Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB.

Setelah pembentukan pansus tersebut, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai ada dendam pribadi dari Muhaimin Iskandar.

Yahya menuding pansus tersebut dibentuk untuk mengincar kesalahan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan adiknya sendiri.

“Gara-gara marah kepada PBNU, terus adik saya diincar apa bagaimana kan begitu sih. Kita enggak tahu, kita lihat saja nanti bagaimana ya,” ucap Yahya dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (28/7).

Tak terima dengan tudingan itu, Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara Pansus haji yang dibentuk DPR RI dengan PBNU dan PKB.

Ia menjelaskan bahwa pansus haji dibentuk lantarn Komisi VIII DPR RI merasa tidak mendapatkan keterangan yang mumpuni dari Kemenag, terutama soal pembagian kuota haji tambahan yang juga dibagi ke program haji khusus.

“Enggak ada urusannya dengan PKB atau PBNU, paham?” kata Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar itu, saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/7).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra