Surabaya, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan ke tempat grosir Pasar Turi Baru, Surabaya. Kunjungan ini dilakukan menyusul adanya konflik antara manajemen Pasar Turi Baru, pedagang dan Pemkot Surabaya.
“Pasar turi ini pernah jadi ikon Surabaya. Sekarang sudah jadi pertokoan sejak tiga tahun lalu. Tapi masih sepi pengunjung. Kan kasihan pedagang yang ada di dalam,” ujar salah satu DPR RI Bambang Haryo di lokasi, Sabtu (5/8).
Dari hasil kunjungannya, ada beberapa poin mengapa Pasar Turi tidak diminati yang berujung pada kerugian pedagang. Pertama, karena adanya bekas tempat penampungan Sementara di samping pasar turi yang dihuni oleh pedagang kaki lima.
Padahal, TPS tersebut menghalangi bangunan pasar turi, dan sudah seharusnya dirobohkan. “TPS dibangun karena Pasar Turi belum ada setelah terbakar. Sekarang sudah jadi, maka TPS itu harus dirobohkan. Pemerintah punya hak merobohkan, karena TPS itu dulu sebagian juga dibangun dengan biaya APBN.”
Selain itu, lanjutnya, konflik antara manajemen Pasar Turi dengan pemkot Surabaya yang tidak ‘nyambung’ komunikasinya juga menjadi kendala pengembangan Pasar Turi. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat anggota DPR RI tersebut secepatnya akan menyampaikan kepada kementrian perdagangan untuk membantu mengatasi konflik yang terjadi di Pasar Turi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu