GDTC memperkirakan untuk tahun ini kebutuhan gula Indonesia akan meningkat 25% atau sekitar 7,1 juta ton. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua sektor, gula konsumsi langsung sebesar 3,5 juta ton sedangkan gula untuk industri sebesar 3,6 juta ton.

Dengan mempertimbangkan kesenjangan tersebut dan stimulasi dari pemerintah yang terbuka untuk PMA bagi Industri gula, Sharif Ahmad mau menanamkan investasi di dalam negeri untuk pengembangan perkebunan tebu sekaligus pabrik gula.
PT. GDTC Majestic Agro Industri akan memiliki 2 unit pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 99 ha. Pabrik tersebut akan beroperasi selama 200 hari dengan kapasitas 6.000 TCD. Sementara perkebunan tebu seluas 20.000 ha diperkirakan akan menghasilkan gula 600 ton per hari atau sekitar 110.000 per tahun.
“Rata-rata rendemen yang dihasilkan oleh perkebunan tebu di Indonesia itu sekitar 5%-6%. Tapi rendemen perkebunan kami akan berada di atas 10%, salah satunya adalah karena kami menggunakan teknologi mutakhir,” paparnya.
Namun, GDTC Majestic Agro Industri  tidak hanya akan memproduksi gula tebu saja. Mr. HEH Sharif Ahmad menginginkan unit bisnis yang terintegrasi dengan azas keberlanjutan (sustainability) dan perekonomian rakyat.

Artikel ini ditulis oleh: