Wakil Direktur Jenderal WHO untuk Kesiapan dan Respon Darurat, Peter Salama, mengatakan kepada sejumlah wartawan pada Kamis bahwa penilaian tingkat resiko tengah dikaji ulang.
“Ebola di kawasan urban adalah fenomena yang sangat berbeda dengan Ebola di pedesaan, karena orang-orang perkotaan jauh lebih sering terlibat kontak satu sama lain. Ini berarti Ebola di kota berpotensi menaikkan kasus secara segnifikan,” kata Salama.
Lalu, pada Jumat, WHO akan bertemu dengan sebuah komite para pakar untuk merundingkan bagaimana komunitas internasional menangani wabah di Kongo.
Skenario terburuk adalah merebaknya wabah Ebola di Kinshasa, sebuah kota padat di mana jutaan orang tinggal di kawasan kumuh tanpa sanitasi yang memadai.
Jeremy Farrar, pakar penyakit menular dan direktur lembaga Wellcome Trust, mengatakan bahwa wabah baru di Kongo “punya semua tanda-tanda yang menunjukkan bisa menjadi sangat buruk.” “Saat bukti semakin bertambah di tempat dan waktu yang berbeda, dan ketika petugas kesehatan juga terkena infeksi, dan orang-orang menghadiri penguburan atau berjalan ke tempat yang jauh, maka potensi penyebaran akan sangat mengkhawatirkan,” kata Farrar kepada Reuters.