Surabaya, Aktual.com — Kongres dan Munas V Federasi Serikat Pekerja Metal Indonsia digelar di gedung Empire Surabaya. Acara yang diikuti 2000 anggota FSPMI dari seluruh daerah di Indonesia tersebut digelar selam dua tiga hari, untuk menghasilkan keputusan-keputusan penting demi kesejahteraan buruh termasuk kebaikan bangsa.

Presiden FSPMI Said Iqbal mengatakan bahwa dalam kongres tersebut ada beberapa keputusan yang menjadi isu penting, diantaranya keputusan perjuangan upah, jaminan sosial, dan isu PHK.

“Jadi keputusan penting yang menjadi isu dalam kongres ini, bukan hanya buruh, tetapi untuk kepentingan bangsa juga.” ujar Said saat menjelang kongres, Senin (8/2).

Said membeberkan, saat ini kondisi perburuan Indonesia sedang tidak bagus. Terlebih lagi disebabkan adanya Peraturan Pemerintah no 78 tentang pengupahan.

Sebab, dengan adanya PP 78, daya beli mesyarakat menjadi turun karena upah yang tidak mencukupi. Sementara ketika daya beli menurun, maka produk industri mengalami kerugian.

“Dampaknya perusahaan akan mem PHK karyawan dan menambah angka pengguran. Toshiba, Panasonik sudah mulai melakukan PHK massal.” ujarnya.

Said menjelaskan, saat ini sudah terjadi PHK masal. Glombang pertama pata akhir 2015 sudah ada 50 ribu buruh PHK untuk industri padat karya. Dan pada gelombang kedua akan menimpa industri padat modal, sepetti industri elektronik, otomotif, perbankan dan pertambangan. Setelah terjadi PHK maka yang terjadi, banyak pemodal yang keluar dan berhenti melakukan investasi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi akan berhenti.

“Ambil contoh, ditutupnya dua raksasa Elektornik, Toshiba dan Panasonik, ini adalah sinyal negatif. Efeknya invetasi dari luar yang masuk Indonesi akan menunggu.” ujar dia.

Sementara, pemerintah sendiri tidak bertindak dan mengatakan tidak ada PHK massal. Masih kata Said, pada era Gus Dur ketika Sony melakukan PHK massal, presiden langsung turun tangan dan memanggil manajemen Soni dan menanyakan solusinya agar tidak berimbas pada investor.

Tetapi, pada kali ini dengan hancurnya Toshiba dan Panasonic, presiden Jokowi tidak melakukan apa-apa. Malahan, paket kebijakan ekonomi mulai jilid 1 sampai 9 mengalami kegagalan semua.

“Paket ekonomi Jokowi gagal. Minyak raksasa sudah memangkas 10 persen orang atau sekitar 200 orang. Pabrik Ford tidak beroprasi di Indonesia. Hampir 10 ribu orang sudah ter PHK dan 10 ribu akan di PHK. Makanya sungguh ironi sekali kalau pak menteri tenag kerj dan industri bilang tidak ad PHK,” ujat dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu