Jakarta, Aktual.com — Wakonjen Tiongkok, Liu Zhinjie, menyatakan kemitraan strategis Tiongkok dan Indonesia terus meningkat, ditandai serangkaian kunjungan pejabat tinggi kedua negara yang memiliki komitmen dan tanggung jawab bersama membangun hubungan terutama bidang ekonomi.
“Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Jokowi sudah beberapa kali bertemu baik di Beijing maupun di Indonesia, sebagai bentuk keseriusannya membangun hubungan strategis dan komprehensif,” ujarnya dihadapan pertemuan delegasi jurnalis Provinsi Hainan dan Bali di Tanjung Benoa, baru-baru ini.
Para jurnalis dalam pertemuan tersebut sepakat membentuk Forum Persahabatan Wartawan Bali dan Hainan untuk mendukung hubungan kerja sama kedua negara, khususnya antara Provinsi Hainan dan Bali yang sudah terikat kerjasama provinsi bersaudara (Sister Province).
Draf kesepakatan ditandatangani Ketua Delegasi Jurnalis Hainan, Mr Weng Chaojian, sedangkan Delegasi Jurnalis Bali yang sudah lebih dahulu mengunjungi Hainan ditandatangani I Made Tinggal Karyawan.
Menurut Liu Zhinjie, hubungan kedua negara bermakna penting untuk mendorong kemakmuran kawasan terutama negara-negara di sepanjang ruas jalur sutera laut yang pernah melegenda ribuan tahun silam, namun kini pemerintahan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengemasnya kembali menjadi Jalur Sutera Laut Abad Ke-21.
Pemerintahan Presiden Jokowi, menurut Wakonjen, juga berkomitmen melaksanakan program pembangunan yang dikenal dengan ‘Poros Maritim’, sehingga ada kesamaan program yang mengharuskan kedua negara saling mendekatkan diri untuk tujuan bersama.
Ia mengemukakan, spirit bersama para pemimpin kedua negara sangat jelas dengan pertemuan Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi saat pelaksanaan Konferensi APEC di Nusa Dua Bali Oktober 2013. Kedua pemimpin kembali bertemu saat Konferensi APEC di Beijing 2014 dan berlanjut di Hainan Maret 2012.
“Kedua pemimpin sudah tiga kali melakukan pertemuan hanya dalam rentang waktu setengah tahun, hal ini menandakan kedua pemimpin sangat serius membangun hubungan kemitraan strategis konfrehensif atas spirit co-eksistensi damai,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, hubungan kerja sama yang lebih erat antara Tiongkok dan Indonesia sangat penting berdasarkan prinsip prinsif hubungan internasional yang saling menghormati dan menjaga perasaan masing masing.
Dalam hal ini, Wakonjen menyinggung aktivitas Falun Dafa (Palun Gong) yang dianggap sesat pemerintah Tiongkok namun sering muncul di objek wisata dan fasilitas umum di Bali.
“Mereka datang ke Bali dengan dalih melatih dan terus melaksanakan aktivitasnya yang sesat dan memasang pamplet berbahasa dalam bahasa mandarin anti-Tiongkok, hal ini harus diwaspadai,” demikian Li Zhinjie.
Artikel ini ditulis oleh: