Aliansi Mahasiswa Ganas Indonesia mendukung penuh Mabes Polri dan KPK untuk mengusut secara terang benderang kasus Pelindo Gate dan menyeret semua pihak yang terlibat didalamnya dan membongkar konspirasi kartel pelabuhan Indonesia, yakni JK-Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Bapenas Sofyan Djalil dan RJ Lino.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi politik senior dari UI, Faisal Basri kembali menohok Menteri BUMN Rini Soemarno yang dianggapnya hanya menjerumuskan BUMN melalui konsep holding dengan balutan PP Nomor 72 tahun 2016 itu.

PP ini merupakan Perubahan atas PP Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyertaan Dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara Dan Perseroan Terbatas. Dengan PP ini proses holding BUMN yang diinginkan Rini bisa cepat selesai.

“Saya selalu bilang, konsep holding itu sesat. Dan sejarang ada PP 72 juga sesat. Karena dengan PP itu, Rini mau DPR jangan ganggu-ganggu. Dia ingin leluasa. Kalau kinerjanya (BUMN) bagus, tak perlu khawatir akan diganggu, kalau tidak bagus ya diganggu (diawasi DPR),” kecam Faisal, di Jakarta, ditulis Selasa (24/1).

Menurut Faisal, dengan kengototan Rini untuk meng-holding BUMN, seolah-oleh untuk membenahi seluruh BUMN itu penyelesaiannya holding. Anggapan menteri Rini layaknya tak ada cara lain selain holding itu merupakan pemikiran yang ngawur.

Dia mencontohkan holding keuangan. Empat bank BUMN mau digabung satu. “Coba cek di seluruh dunia, sektor keuangan kalau mau kokoh kuncinya cuma satu ya merger, bukan holding. Jadi Rini ini, yang harusnya dilakukan tak dilakukan, yang tak perlu justru dilakukan,” jelasnya.

Apalagi selama ini, kata Faisal, kinerja BUMN bukannya meningkatkan kesejahteraan rakyat tapi malah bersaing dengan rakyat. Di bidang perhotelan, perkebunan, dan perikanan, semua bersaing dengan rakyat.

“Masa pemerintah bersaing dengan rakyat, dengan nelayan? Nah seperti itu mestinya yang dibereskan. Tapi tidak dilakukan Rini. Baru kemudian yang BUMN infrastruktur, BUMN karya didorong untuk go global,” paparnya.

Tapi yang ada, kata Faisal, BUMN karya malah digembosin. Saat ini, kalau ada tender proyek infrastruktur, mereka itu lima-limanya bisa ikut. Sehingga kemungkinannya salah satunya menjadi pemenang akan tinggi.

“Sekarang mau digabung jadi satu, kalau ada tender ya satu. Sementara swasta dan asing banyak. Probabilitas menangnya jadi kecil. Itu cara pemerintah menggembosi BUMN. Ini lah jahatnya konsep Rini Soemarno,” pungkas Faisal.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka