Aktual.com – Acara konsolidasi Front Pembela Rakyat (FPR) II dalam rangka memenangkan pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, kembali digelar di bekas pabrik gula De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Minggu (17/3) lalu.
Pengurus FPR tingkat pusat dan pengurus FPR dari seluruh Indonesia, berikut sejumlah tokoh masyarakat hadir. Termasuk ribuan relawan dan simpatisan FPR dari berbagai kota dan daerah di Solo Raya dan sekitarnya.
Pada mulanya, Joko Widodo dijadwalkan hadir pada acara konsolidasi FPR II ini, akan tetapi karena agenda Jokowi yang padat, maka ia batal hadir. Luhut Binsar Panjaitan dan Moeldoko yang masing-masing sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Dewan Penasihat FPR, yang sebelumnya dijadwalkan hadir, batal karena harus mendampingi presiden.
“Beberapa hari lalu, kita masih mendapatkan kepastian bahwa Pak Jokowi akan hadir, namun belum lama, saya dapat pesan dari Komandan Paspampres, Jenderal Maruli Simanjuntak, Pak Jokowi batal hadir karena acaranya padat sekali. Karena itu saya minta maaf,” beber Panglima FPR Nugroho Prasetyo melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/3).
“Tetapi Pak Jokowi sangat mungkin berkenan hadir pada acara Apel Satgas FPR untuk Pemilu 2019 mendatang di Lapangan Tawangmangu pada tanggal 27 Maret 2019 mendatang. Apel ini akan diikuti 5000 personil dipimpin langsung oleh saya sendiri dan rencananya Pak Jokowi akan menjadi inspektur upcara. Mohon doanya,” sambung dia.
Acara konsolidasi FPR jilid II pada Minggu 17 Maret 2019 di De Tjolomadoe, merupakan rangkaian dari acara FPR sebelumnya yang dilaksanakan pada 27 Februari 2019 yang juga diselenggarakan di De Tjolomadoe. Pada kesempatan itu, Nugroho dan jajaran pengurus FPR mengumumkan sekaligus mendeklarasi dukungan resmi FPR kepada Capres-Cawapres Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Nugroho dan pihak FPR juga memperkenalkan FPR kepada publik.
Acara konsolidasi di De Tjolomadoe pada Minggu (17/3), beber Nugroho, merupakan upaya untuk memperkuat dan mempererat semangat seluruh pengurus dan relawan FPR untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf.
Konsolidasi juga dimaksudkan agar seluruh kader makin memiliki bekal, wawasan dan pengetahuan seputar kebangsaan, nasionalisme, termasuk pengetahuan tentang sepak terjang, kinerja dan prestasi Joko Widodo sebagai presiden yang sedang menjabat (petahana).
Acara diawali dengan apel khusus satgas FPR yang berjumlah lebih dari 1000 orang di halaman De Tjolomadoe. Setelah itu, acara konferensi pers, yang dihadiri puluhan media lokal dan nasional, sejumlah pengurus FPR termasuk Nugroho berikut sejumlah tamu VIP. Setelah acara konferensi pers, acara dilanjutkan acara konsolidasi di auditorium De Tjolomadoe.
Sejumlah video tentang kinerja dan prestasi Presiden Jokowi dipertontonkan di hadapan ribuan hadirin. Setelah itu, Nugroho didaulat membawakan pidato tunggal. Pidatonya berapi-api hingga mampu membakar semangat seluruh hadirin. Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran para relawan dan simpatisan sekaligus terima kasih untuk kesetiaan semua relawan untuk mendukung penuh capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf.
“Tetapi saya berharap, kesetiaan untuk mendukung sekaligus membela Jokowi-Ma’ruf, jangan tanggung-tanggung. Jangan abu-abu. Harus 100%, harus konsisten, harus loyal dan harus punya rasa memiliki bahkan punya rasa cinta untuk Pak Jokowi. Bagi FPR, sebagai wujud rasa cinta dan rasa memilikinya maka FPR memiliki semacam motto, ‘hitam kata Jokowi, maka hitam juga kata FPR. Putih kata Jokowi maka putih juga kata FPR!” tandas Nugroho yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Artikel ini ditulis oleh: