Jakarta, Aktual.co —Konsultan e-budgeting DKI mengaku hanya dibayar seikhlasnya saja oleh Pemprov DKI untuk menggarap sistem yang ‘dipuja dan puji’ oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mampu cegah lolosnya anggaran ‘siluman’.
Dalam pemeriksaan selama 120 menit, si konsultan bernama Gagat Dijiwarno mengklaim dia dan tim perancang e-Budgeting bekerja untuk pengabdian saja ke Pemprov DKI.
“Kami enggak jualan Pak. Saya ngomong pengabdian. Selama sistem itu bermanfaat. Sekali jasa kami dibayar tidak full setahun, seiklasnya,” jawab dia, saat rapat dengan Pansus Hak Angket DPRD DKI, Rabu (11/3).
Alih-alih membuat Pansus senang, jawaban Gagat untuk urusan ‘harga’ e-budgeting justru membuat panitia angket semakin menghujani dengan pertanyaaan lanjutan. Tak hanya soal bayaran, tapi juga terkait kontrak kerjasama dengan Pemprov DKI.
Sebab Gagat mengatakan kerjasama dengan Pemprov DKI tidak melalui PT atau CV, melainkan jalur perorangan saja. Padahal hasil kerjaan Gagat dan timnya yang berupa e-budgeting itu digunakan Pemprov DKI untuk ‘menyaring’ puluhan triliun APBD DKI.
Artikel ini ditulis oleh: