Pemerintah telah menyusun dan membahas Rencana Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Disebutkan, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.310,4 triliun, hampir sama dengan APBNP 2016 sebesar Rp1.306,7 triliun. Belanja pemerintah pusat ini akan meliputi tiga fokus pekerjaan diantaranya mendukung pembangunan infrastruktur, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja. AKTUAL/Munzir
Deretan rumah penduduk dengan latar gedung apartemen dan perkantoran di Jakarta, Senin (6/1/2017). Pemerintah telah menyusun dan membahas Rencana Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Disebutkan, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.310,4 triliun, hampir sama dengan APBNP 2016 sebesar Rp1.306,7 triliun. Belanja pemerintah pusat ini akan meliputi tiga fokus pekerjaan diantaranya mendukung pembangunan infrastruktur, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Konsultan properti Colliers International menyatakan kondisi perkantoran di wilayah Jakarta dinilai masih stagnan antara lain karena banyaknya pasokan perkantoran baru di kawasan Ibu Kota.

“Secara umum belum ada perubahan signifikan, artinya kondisi sekarang masih mererfleksikan kondisi pada kuartal sebelumnya. Kami perkirakan sampai akhir tahun 2018, tingkat hunian perkantoran di CBD (sentrabisnis) di Jakarta kemungkinan akan terus turun,” kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, dalam paparan properti di Jakarta, Rabu (3/10).

Menurut Ferry Salanto, salah satu penyebab dari fenomena tersebut adalah proyeksi suplai atau pasokan perkantoran yang sangat besar pada 2018 ini, yang diperkirakan mencapai sekitar 600 ribu meter persegi.

Padahal, Ferry mengingatkan volume aktivitas sewa menyewa di ruang perkantoran Jakarta masih lebih kecil dibandingkan volume pasokan perkantoran yang masuk sehingga dinilai belum ada titik keseimbangan.

Ia juga mengungkapkan, karena banyaknya pasokan perkantoran yang masuk maka kemungkinan jumlah tingkat hunian perkantoran di wilayah Jakarta akan turun sampai sekitar 80 persen, dari posisinya pada saat ini sekitar 82,8 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid