Jakarta, Aktual.com – Konsultan properti Cushman&Wakefield menilai semakin luasnya penyebaran penduduk sebagi akibat terbatasnya lahan di Jakarta membuat sejumlah pengembang menggeser lokasi pembangunan mall menjadi di pinggiran.
“Saat ini pembangunan mall lebih mendekati daerah-daerah yang sudah padat populasi penduduknya, serta menjadikannya sebagai target pasar. Paling penting dalam membangun mall adalah target pasar atau segmentasi yang dituju, kemudian lokasi dan aksesnya,” ujar Senior Manager Marketing dan Communication Cushman&Wakefield, Asmara Pusparani di Jakarta, Rabu (27/9).
Asmara menegaskan terdapat tiga faktor penting yang sering dipertimbangkan pengembang untuk mengembangkan sektor properti termasuk dalam hal ini sub sektor komersial yakni demografi, kebijakan pemerintah, serta dukungan infrastruktur.
Asmara memamaparkan hadirnya properti komersial ditujukan untuk mendukung dan memberi nilai tambah serta meningkatkan penjualan hunian, khususnya untuk pengembangan kawasan besar dimana sinergi seperti ini dimungkinkan.
Menurut Asmara agar Mall yang dibangun dipinggir Jakarta diminat maka hal pertama yang harus dipersiapkan adalah memahami profile dan besaran target pasar dari mal tersebut, sehingga besaran mall yang akan dibangun dan market positioning nya tepat sasaran.
“Setelah itu tentunya dengan pemahaman yang tepat atas target pasar, harus dikembangkan konsep mall dan tenancy mix (komposisi trade) yang tepat,” ujar dia.
Asmara juga memastikan belum tentu mall yang berlokasi dekat permukiman atau berada di satu kawasan mixused akan sukses untuk itu penting sekali memperhatikan target, luasan, serta segmentasi pasar.
Asmara juga melihat terjadinya pergeseran terhadap konsep mall yang semula sekedar tempat berbelanja kini mulai bergeser ke tempat makan dan minum, rekreasi, serta gaya hidup. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka