Dia menambahkan, kepercayaannya atas keberlanjutan proyek Meikarta bukan tanpa alasan. Pasalnya, PT MSU selaku pengembang Meikarta merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan besar yang telah lama berkecimpung di bisnis properti di Indonesia, sehingga pasti akan bertanggung jawab terhadap konsumen.

“Ini kan perusahaan besar yang sudah puluhan tahun malang melintang di bisnis properti dan memiliki reputasi bagus. Apalagi usahanya bukan hanya di sektor properti tapi juga di sektor-sektor yang lain. Logikanya nggak mungkin kan mereka akan mengorbankan reputasi mereka dan merugikan konsumen,” tegas dia melanjutkan.

Dia mengaku membeli unit di Meikarta karena melihat prospeknya yang menjanjikan. Saat ini hunian di kawasan Jabodetabek semakin padat dan harganya semakin tidak masuk akal sehingga Meikarta menjadi alternatif yang menggiurkan. Selain harganya terjangkau, Meikarta juga diproyeksikan menjadi kota yang nyaman ditinggali dengan segala fasilitas yang telah disediakan oleh pengembang.

“Kalau proyeknya sudah jadi semua, sepertinya akan lebih nyaman tinggal di Meikarta ketimbang di Jakarta. Ditambah lagi ini bisa jadi investasi karena harga properti akan naik terus ke depannya. Apalagi Meikarta berada di lokasi yang sangat strategis,” kata dia lagi.

Hal senada disampaikan oleh Sylverter Ade, seorang pegawai swasta yang bekerja di Bekasi. Meski saat ini belum membeli unit di Meikarta, namun dia mengaku berminat untuk membelinya. Dia tidak ambil pusing dengan kasus yang tengah menimpa Meikarta karena dia percaya kasus tersebut tidak akan mengganggu proses pembangunan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara