Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengonfirmasi bahwa kontingen Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia 2023 di Buan, Jeolla, Korea Selatan, telah pulang ke Tanah Air. Retno mengungkapkan bahwa para kontingen telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta hari ini.

 

“Mereka (kontingen Indonesia) sudah kembali,” kata Retno usai acara Indonesia Channel 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8/2023).

 

Retno mengungkapkan bahwa dia telah mendapatkan update dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Korea Selatan mengenai kepulangan para kontingen. Dia juga menerima foto-foto mereka yang telah tiba di bandara.

 

Dia memberikan asuransi bahwa kondisi para kontingen dalam keadaan baik. Dia menyebutkan bahwa para peserta tersebut secara bertahap meninggalkan Jambore Dunia 2023.

 

“Mereka kan secara bertahap keluar, dan alhamdulillah kondisi mereka baik-baik saja,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Jambore Pramuka Dunia 2023 di Buan, Jeolla, Korea Selatan, mengalami tantangan akibat berbagai faktor, termasuk gelombang panas, angin topan, dan masalah tata kelola. Kontingen Indonesia juga hadir dalam perhelatan tersebut.

 

Dalam situasi yang penuh tantangan tersebut, seluruh peserta telah dievakuasi dari lokasi perkemahan. Acara ini akhirnya ditutup dengan konser K-pop oleh para artis Korea Selatan.

 

Jambore Pramuka adalah acara yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, mengumpulkan pramuka muda dari seluruh dunia. Acara ini dijuluki sebagai kamp pemuda terbesar di dunia.

 

Sekitar 43.000 peserta, mayoritas berusia 14-18 tahun, berkumpul sejak 1 Agustus 2023 untuk mengikuti rangkaian acara selama 12 hari di pantai barat Korea Selatan.

Namun, berbagai persoalan cuaca dan kondisi pengamanan yang menyebabkan kontingen dari berbagai negara harus dipulangkan lebih awal.

 

Salah satu masalah utama adalah angin topan yang terjadi pada Senin (7/8/2023), memicu badai tropis yang mengancam. situasi ini memaksa panitia untuk mengangkut seluruh peserta dari perkemahan Saemangeum.

 

Topan Khanun adalah nama angin ribut yang menjadi ancaman di kawasan jambore. Keputusan untuk mengakhiri acara lebih awal diambil untuk mencegah potensi bahaya.

 

Selain itu, gelombang panas yang melanda Korea Selatan juga berdampak pada Jambore Dunia ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah