Jaksa Agung HM Prasetyo (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/6). Raker tersebut membahas APBN-P Kejagung Tahun 2016. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot jabatan Muhammad Prasetyo sebagai Jaksa Agung.

Alasan Haris, Prasetyo dinilai tidak miliki jiwa kepemimpinan lantaran sering menyembunyikan informasi dari masyarakat, terkhusus soal eksekusi terpidana mati.

“Kalau saya konsisten, dari beberapa bulan lalu, beberapa tahun terakhir saya bilang mestinya Jokowi tuh ganti Jaksa Agung. Jokowi itu dapat banyak kesulitan dari Jaksa Agung yang sekarang,” papar Haris, di kantor KontraS, Jakarta, rabu (3/8).

Untuk informasi terpidana mati misalnya. Haris mengaku banyak mendapatkan laporan dari masyarakat, bahkan pihak keluarga termasuk Freddy Budiman. Mau ihwal jadwal eksekusi mati hingga informasi pengajuan grasi.

Hal ini menjadi sorotan lantaran tidak adanya sikap dari Presiden dan Jaksa Agung, dan menurut Haris perilaku tersebut menjadi bukti bahwa hukum telah dikangkangi.

“Ada banyak kesalahan prosedur hukum yang belum dipenuhi untuk orang yang sudah dihukum mati maupun yang bakal dihukum mati,” jelasnya.

Jaksa Agung memang tengah dipantau lantaran telah mengeksekusi terpidana mati kasus narkoba asal Nigeria, Michael Titus Igweh. Pasalnya, Igweh tetap dieksekusi sebelum adanya keputusan Presiden atas grasi yang dia ajukan.

Keputusan pihak Kejaksaan mengeksekusi Igweh mendapat protes keras dari kuasa hukum dan keluarganya. Mereka merasa Jaksa Agung tidak memiliki rasa kemanusiaan, bahkan pengacara Igweh berencana untuk menggugat Jaksa Agung.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby