Jakarta, Aktual.com — Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada 2015 turun delapan persen menjadi Rp2,3 triliun dari perolehan di 2014 sebesar Rp2,6 triliun.

Penurunan laba perseroan, salah satunya karena kontribusi anak usaha Adira Finance yang menurun, menyusul tertekannya pembiayaan kendaraan bermotor.

“Pembiayaan kendaraan bermotor tercatat sebesar 30 persen dari portofolio kami. Penurunan penjualan otomotif berpengaruh pada bisnis kami,” ujar Direktur Bank Danamon Vera Eve Lim dalam paparan kinerja di Jakarta, Kamis (3/3).

Vera mengatakan pembiayaan Adira Finance pada 2015 turun sembilan persen. Hal itu dipicu penjualan pada industri untuk kendaraan roda empat yang turun 16 persen, dan roda dua 18 persen.

Selain turunnya pembiayaan otomotif, kredit mikro Bank Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 23 persen menjadi Rp14,6 triliun pada 2015 dari Rp19 triliun pada 2014.

“Dua lini bisnis ini yang pertumbuhannya negatif, sehingga berpengaruh pada pertumbuhan kredit,” kata dia.

Meskipun kredit mikro turun, untuk kredit syariah dan kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menunjukkan pertumbuhan masing-masing 27 persen dan lima persen. Sementara, kredit korporasi dan komersial masing-masing sebesar Rp17,7 triliun dan Rp16 triliun.

Dari capaian kredit itu, secara keseluruhan kredit Danamon turun tujuh persen menjadi Rp129,4 triliun pada 2015 dari RpRp139,1 triliun.

Dengan penurunan kredit, marjin bunga bersih Danamon juga turun dari 8,4 persen menjadi 8,2 persen. Sedangkan, rasio kredit bermasalah (NPL) secara gross naik menjadi 3,0 persen dari 2,3 persen.

Pendapatan jasa Danamon juga turun 3 persen menjadi Rp3,8 triliun dari Rp3,9 triliun, dan pendapatan operasional turun 1 persen menjadi Rp17,4 triliun, dari Rp17,6 triliun.

Adapun biaya pencadangan kredit naik menjadi Rp4,9 triliun naik dari Rp3,7 triliun.

Sementara, pendanaan juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) Danamon hingga 2015 sebesar Rp139,7 triliun turun empat persen dari Rp145,7 triliun.

Namun, salah satu indikator efisiensi perbankan yakni Rasio Biaya terhadap Pendapatan Danamanon menunjukkan perbaikan, karena turun menjadi 51,7 persen dari 55,7 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka