Jakarta, Aktual.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) tengah menginvestigasi kemunculan Bakal Calon Presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, dalam siaran panggilan salat (azan) di salah satu stasiun televisi swasta menjelang Pemilihan Presiden 2024. Kasus ini mencuat karena penggunaan frekuensi publik dan waktu siaran yang belum memperbolehkan kampanye capres atau cawapres.
Komisiner Bawaslu, Puadi, mengungkapkan bahwa penelusuran sedang dilakukan dengan cermat.
“Bawaslu akan melakukan penelusuran terkait kasus tersebut. Yang jelas, televisi itu menggunakan frekuensi publik dan belum saatnya berkampanye,” ujar Puadi dalam pernyataannya (11/09).
Namun, Ketua Bawaslu, Ramat Bagja, belum bersedia memberikan komentar terkait kemunculan Ganjar dalam siaran azan. Ia berjanji untuk menjelaskan lebih rinci dalam waktu dekat.
“Nanti saja, bersama rekan-rekan media lain. Sabar ya,” tuturnya singkat.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno, memberikan respons positif terhadap kasus ini. Menurutnya, munculnya Ganjar dalam azan tergantung pada niat, dan ia mengajak semua pihak untuk berbaik sangka.
“Semua kembali kepada niat. Kalau niat itu untuk yang baik, mari kita berhusnuzan (berbaik sangka),” kata Sandi di Jakarta Selatan.
Sandiaga Uno juga menyambut baik jika pihak berwenang, khususnya Bawaslu, memberikan masukan terkait kasus ini.
“Silakan ada aparat yang menangani itu, Bawaslu misalnya memberikan masukan,” ucap dia.
Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah meminta stasiun televisi swasta yang menyiarkan tayangan azan dengan munculnya Ganjar memberikan klarifikasi. Komisioner bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, Aliyah, mengatakan bahwa KPI telah mengirim surat kepada stasiun televisi tersebut untuk meminta klarifikasi terkait kasus ini.
Aliyah menjelaskan bahwa KPI saat ini sedang melakukan kajian terhadap kasus ini dan menunggu respons dari surat tersebut. Potensi pelanggaran dalam kasus ini masih dalam tahap kajian.
Dalam tayangan azan magrib di stasiun televisi RCTI, Ganjar terlihat ketika sedang berjemaah di masjid. Tayangan ini memicu reaksi dari masyarakat, yang sebagian menganggapnya sebagai politik identitas. RCTI merupakan salah satu stasiun televisi swasta milik MNC Group yang dipimpin oleh Harry Tanoesoedibjo, pemimpin Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Sekjen Partai Perindo, Ahmad Rofiq, menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan kemunculan Ganjar dalam tayangan azan tersebut.
“Menyerukan kebaikan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk Mas Ganjar. Jadi, tidak ada yang salah dalam tayangan tersebut,” klaim Rofiq.
Kasus ini masih dalam pengembangan, masyarakat dan pemangku kepentingan menantikan hasil investigasi Bawaslu dan klarifikasi dari stasiun televisi yang bersangkutan.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi