Petugas gabungan mengangkat kantong jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). Sedikitnya 30 korban tewas dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/nz/15

Yogyakarta, Aktual.com – Keluarga Kopda Erie Ageng, salah satu penumpang pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6) siang mengaku pasrah.

Mujiyono, ayah Kopda Erie Ageng, di Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu dini hari mengatakan Erie merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dan ibunya telah meninggal dunia.

“Kami serahkan semua pada Allah. Kami berharap, anak kami dalam kondisi baik,” kata Mujiyono.

Ia mengatakan pertemuan dengan Erie terakhir enam bulan yang lalu di Mabes TNI AU di Jakarta. Erie pernah mengutarakan ingin menyekolahkan anaknya di Kulon Progo. Namun ternyata Erie lebih dulu gugur dalam perjalanan menuju tempat tugas.

Mujiono tampak tegar dengan kenyataan ini, dan terlihat pasrah. Dari pertemuan Selasa (30/6) belum dapat dipastikan apakah jenazah Erie akan dimakamkan di Pengasih atau di Pekanbaru tempat asal istri almarhum Erie.

“Erie sendiri meninggalkan satu putra,” kata dia.

Pesawat yang dipiloti oleh Kapten Pnb Shandy Permana itu melaksanakan take off dari Lanud Soewondo Medan, pada 11.48 WIB menuju Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan misi melaksanakan Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM).

Sebelumnya, Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Roesmin Nurjadin Kapten Sus Rizwar di Pekanbaru, menjelaskan ada 10 personel Paskhas dalam pesawat itu. Mereka adalah Sertu Irianto Sili, Serda Sugianto, Kopda Sarianto, Kopda Mujiman, Kopda Endria W, Kopda Erie Ageng, Pratu Sepri Doni, Pratu Warsianto, Pratu Rudi Hariono, dan Pratu Hardianto Wibowo.

Dalam keteranganya, Rizwar menyebutkan pesawat nahas itu difungsikan untuk mengantar logistik rutin dengan rute Jakarta-Pekanbaru-Dumai-Medan-Tanjung Pinang-Ranai, dan Pontianak.

Artikel ini ditulis oleh: