Padang, Aktual.com – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan akan memasarkan komoditi kopi ke kawasan negara Skandinavia sebagai upaya pemerintah meningkatkan pasar dan bisa mendorong peningkatan produksinya.

“Kopi dari Solok Selatan sudah dikirim ke Australia dan pada Februari 2023. Kami diundang ke Norwegia dan kopi salah satu komoditi yang akan dibawa ke sana untuk meningkatkan pemasaran,” katanya, saat kunjungan ke dalam rangka menyerahkan bantuan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke petani Solok Selatan, Minggu (23/10).

Dengan kolaborasi yang bagus antara pemerintah daerah, pusat dan BSIĀ akan memberikan hasil maksimal kepada petani.

Dia berharap, apa yang sudah dilakukan oleh BSI bisa di ikuti oleh pengusaha atau Bank lainnya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

Dia menyebutkan, pada 2021 nilai tukar petani di Sumbar meningkat 7,9 poin dibandingkan 2020 dan berharap 2022 lebih baik lagi sehingga kesejahteraan petani meningkat.

Paling tinggi nilai tukar petani yaitu sektor perkebunan yaitu 300 persen karena sekarang ada fokus pengembangan madu galo-galo dan kualitasnya salah satu yang terbaik di dunia.

“Sesungguhnya inflasi tertinggi di Sumbar tetapi bagi masyarakat tidak terasa karena pertumbuhan ekonomi Sumbar di atas lima persen,” ujarnya.

Dia menambahkan, mendukung kemitraan masyarakat dengan koperasi maupun pihak lainnya untuk membangkitkan ekonomi.

Bupati Solok Selatan Khairunas berharap, Pemprov Sumbar melakukan pembinaan kelompok tani secara berkelanjutan dan berkolaborasi dengan Pemkab.

“Dengan dukungan dari berbagai pihak petani harus bisa meningkatkan produktivitas sehingga bisa meningkatkan ekonomi,” katanya.

Dia berharap, bantuan dari BSI juga bisa dalam bentuk teknologi sehingga petani bisa mengembangkan hasil produksi dan menghasilkan nilai tambah.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Sumbar yang terus memperhatikan Solok Selatan di segala Bidang.

Untuk produksi Kopi Solok Selatan hingga triwulan III yaitu jenis Arabica 627 ton dengan panen rata-rata 720 kilogram per hektare dalam bentuk kopi beras.

Sedangkan untuk robusta produksinya mencapai 1.988 ton dengan rata-rata panen 934 kilogram per hektare dalam bentuk kopi beras.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
A. Hilmi