Pangkalpinang, Aktual.com – Korban banjir yang berada di Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, mengeluhkan hingga kini belum mendapatkan bantuan makanan maupun pakaian layak dari pemerintah daerah setempat.

Salah satu warga Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Sopi, mengatakan pihaknya sampai harus meminta bantuan kepada masyarakat yang melintas di jalan Taman Mandara dengan cara mengumpulkan sumbangan.

“Sumbangan yang kami kumpulkan sejak Selasa (9/2) akan digunakan untuk membeli keperluan pribadi saya dan beberapa rekan-rekan yang jadi korban banjir seperti pakaian, celana dalam, makanan pasca banjir serta peralatan rumah yang sudah terlanjur hilang dan rusak,” katanya, Kamis (11/2).

Menurutnya, rumah yang didiaminya tepat di seberang Taman Mandara sampai saat ini masih kebanjiran. Peralatan rumah tangga seperti kasur, meja kursi dan alat-alat elektronik sudah tidak ada yang berhasil diselamatkan.

“Sudah tidak ada lagi yang berhasil diselamatkan. Makanya kami nekad meminta sumbangan langsung pada warga yang melintas di sini,” katanya.

Ia menyebutkan, makanan yang diterima selama banjir hanya dari para relawan-relawan saja. Sedangkan sumbangan dari pemerintah hingga kini belum ada sama sekali.

Sementara sejumlah warga Kelurahan Pelipur, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang yang menjadi korban banjir menyebutkan bahwa luapan air yang merendam rumah mereka disebabkan oleh ulah tangan-tangan kotor koruptor.

Warga pun sangat yakin proyek pendangkalan kolam retensi Kacang Pedang disalahgunakan para pejabat daerah. Di mana proyek tersebut diduga kuat sebagai salah satu alat untuk mengeruk keuntungan ke kantong pribadi saja.

“Banjir ini gara-gara peran koruptor, coba proyek kolong Kacang Pedang benar-benar serius dikerjakan, pasti kondisinya tidak seperti ini. Padahal warga sudah berkali-kali mengingatkan,” ujar salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara