Kuala Pembuang, Aktual.com – Korban banjir di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
“Sejak terjadinya banjir, kita hanya mengandalkan air hujan untuk konsumsi sehari-hari,” kata Ruslan Efendi, salah satu korban banjir asal Desa Tanggul Harapan Trans Unit V Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Jumat (1/4).
Ruslan yang menjabat sebagai Kepala Organisasi Pemukiman Desa Tanggul Harapan mengatakan, banjir yang telah terjadi selama kurang lebih satu bulan dengan ketinggian mencapai 1,5 meter membuat air sumur yang mereka miliki menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.
“Banjir telah merendam sumber air, sehingga air bercampur dengan lumpur dan tidak dapat dikonsumsi,” katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani menambahkan, di desanya memang terdapat fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), namun karena sulitnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) serta keterbatasan pengetahuan, akhirnya fasilitas yang telah disediakan pemerintah tersebut tidak dapat dioperasikan oleh warga.
“Akhirnya kita mengandalkan air hujan untuk minum dan memasak, sedangkan untuk mandi atau mencuci kita terpaksa menggunakan air yang ada di saluran drainase,” katanya.
Selain mengalami kesulitan air bersih, sejumlah warga juga mulai mengeluh karena terserang penyakit kulit dan gatal-gatal, terutama bagi warga desa yang tidak terbiasa menggunakan air bawaan banjir yang kurang bersih untuk mandi atau mencuci.
“Sejumlah warga mulai mengalami gatal-gatal karena telah menggunakan air bawaan banjir bercampur lumpur untuk mandi, tapi bagi warga lain yang sudah terbiasa, hal itu tidak masalah,” katanya.
Sementara, Wakil Bupati Seruyan Yulhaidir, sudah menginstruksikan instansi terkait untuk menindaklanjuti berbagai keluhan warga korban banjir, terutama untuk mengatasi kebutuhan air bersih.
“Kita sudah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera menangani kebutuhan air bersih warga korban banjir,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara