Mamuju, Aktual.com – Korban gempa Mamasa, Sulawesi Barat, yang tengah mengungsi membutuhkan tenda di lokasi pengungsian di Kabupaten Mamasa.
“Warga yang berada di pengungsian sangat membutuhkan bantuan, khususnya tenda,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Mamasa Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Daud Sattu yang dilansir Antara, Jumat (9/11).
Ia mengatakan, tenda di lokasi pengungsian masih belum tercukupi meskipun Kementerian Sosial telah memberikan bantuan berupa 200 tenda pada beberapa waktu lalu karena jumlah pengungsi semakin bertambah.
Daud mengungkapkan, selain membangun tenda secara sederhana di samping rumah, warga yang mengungsi di delapan titik di Kabupaten Mamasa terpaksa tidur dengan alat seadanya akibat masih minimnya tenda dan peralatan.
Ia mengatakan warga juga membutuhkan makanan cepat saji, air mineral, air bersih, serta beras.
Gubernur Sulbar telah memberikan bantuan satu ton beras, sedangkan dari Bank Sulselbar memberikan bantuan mi instan dan air mineral.
Namun, katanya, karena pengungsi semakin bertambah sehingga sangat diharapkan bantuan dari semua pihak.
“Jadi selain tenda, kebutuhan mendesak yang sangat dibutuhkan warga yang mengungsi adalah beras, makanan cepat saji, air mineral dan air bersih,” kata Daud Sattu.
Ia berharap, semua pihak khususnya dunia usaha dapat memberikan perhatian kepada warga yang mengungsi akibat masih seringnya terjadi gempa susulan melanda wilayah Kabupaten Mamasa.
“Dalam hal penanganan kondisi seperti ini terlibat tiga unsur, pertama pemerintah kemudian masyarakat dan dunia usaha. Kami berharap khususnya kepada dunia usaha agar ada kedulian terhadap kejadian ini. Pemerintah kabupaten sendiri juga sudah memberikan sejumlah bantuan logistik namun karena semakin bertambahnya jumlah pengungsi sehingga pemkab sedikit kewalahan,” katanya.
Hingga saat ini, warga yang mengungsi akibat gempa di wilayah Kabupaten Mamasa terus bertambah yakni mencapai 15.266 orang. Mereka mengungsi di delapan titik di daerah itu, termasuk ada yang ke luar daerah. Pengungsian terbanyak, di Kecamatan Sumarorong dengan jumlah 7.348 orang.
Wilayah Kabupaten Mamasa diguncang gempa sejak Sabtu (3/11), pukul 10.30 Wita dengan kekuatan 4,7 magnitudo, kemudian pukul 13.04 Wita dengan kekuatan 4,6 magnitudo, pukul 16.44 Wita dengan kekuatan 4,9 magnitudo, dan pukul 17.09 Wita dengan kekuatan 3,7 magnitudo.
Gempa susulan terparah dengan magnitudo 5,5 terjadi pada Selasa (6/11) sekitar pukul 02.45 Wita, menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Gempa dengan getaran kuat di wilayah Kabupaten Mamasa dan terasa hingga Kabupaten Mamuju atau Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat terjadi pada Rabu (7/11) sekitar pukul 17. 42 Wita dengan magnitudo 5,2 dan pada Kamis (8/11) sekitar pukul 21. 40 Wita berkekuatan 5,1 magnitudo.
Hingga saat ini gempa susulan dengan magnitudo relatif kecil masih terus terjadi di Kabupaten Mamasa.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan