Tim SAR mengevakuasi korban selamat yang terjepit reruntuhan bangunan akibat gempa di Pasar Tringgadeng, Kecamatan Tringgadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12). Data sementara BNPB menyebutkan korban meninggal akibat gempa sebanyak 52 orang, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan dan ratusan bangunan rusak, jaringan listrik putus serta beberapa ruas jalan nasional rusak. ANTARA FOTO/Ampelsa/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Korban gempa dengan kekuatan 6,4 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu pagi, terus bertambah menjadi 10 orang, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.o

Sutopo dalam pesannya di Jakarta, Minggu, menyebutkan hingga Minggu pukul 09.45 WIB tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka dan puluhan rumah rusak.

Diperkirakan dampak gempa akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata.

Data sementara dari BPBD Provinsi NTB tercatat: Di Kabupaten Lombok Timur terdapat 8 orang meninggal dunia, 10 orang luka berat, 10 orang luka ringan dan puluhan rumah rusak. Dari 8 korban meninggal terdapat satu orang warga negara Malaysia.

Identitas korban meninggal dunia: Isma Wida/Perempuan/30 tahun warga negara Malaysia, Ina Marah/Perempuan/60 tahun, Ina Rumenah/Perempuan/58 tahun dan 5 orang meninggal dunia dalam pendataan identitas oleh petugas.

Di Kabupaten Lombok Utara juga terdapat dua orang meninggal dunia, dan 13 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, dan tujuh orang di Puskesmas Bayan.

Berdasarkan laporan juga terdapat longsor cukup besar dari Gunung Rinjani di mana material longsoran mengarah ke utara pascagempa 6,4 SR.

Saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup dan aparat masih melakukan pemantauan terhadap dampak longsor yang ada.

Gempa susulan juga masih terus berlangsung dan hingga pukul 09.20 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 66 kali gempa susulan. Gempa susulan ini dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami.

Ini adalah hal yang alamiah di mana setelah terjadi gempa besar, akan diikuti oleh gempa-gempa susulan yang lebih kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng atau sesar yang ada, ujarnya.

Petugas BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, dan relawan terus melakukan penanganan darurat. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB dan BPBD Kabupaten/Kota terdampak gempa. Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah menuju ke lokasi bencana untuk memberikan pendampingan BPBD.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta