Tragedi Mina, September 2015 (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Arab Saudi memulangkan salah satu korban tragedi Mina asal Indonesia. Hj. Culan Kasim binti Kasim (55), dipulangkan dengan pesawat khusus fasilitas Medevac (Aeromedical Evacuation) dari bandara King Abdul Aziz Jeddah, dan akan mendarat di bandara Halim Perdanakusuma

“Sesuai dengan jadwal yang telah didapat Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) KJRI Jeddah Hj.Culan Kasim binti Kasim (55 tahun) No. paspor A 1568658 diterbangkan dengan fasilitas Medevac (Aeromedical Evacuation) pada hari UTC 19:00 (GMT +3) waktu setempat 22:00 dari bandara internasional King Abdul Aziz Jeddah dan akan mendarat di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta UTC : 05:00 pukul 12:00 waktu setempat” ujar Affan Rangkuti menurut rilis dari KUHI, Jakarta (30/04).

Jadwal ini pemulangan Hj. Culan dengan Flight Itinerary bertanggal 30 April 2016 diterima oleh KUHI 28 April 2016 lalu dengan kapten Althunvan, Thunevan dan nomer permintaan pelayanan 12313.

Pemulangan Hj.Culan sebagai salah satu korban peristiwa Mina yang dirawat selama 7 bulan di Rumah Sakit Garda Nasional, merupakan bentuk pemulangan istimewa sebab proses yang dilakukan hanya memakan waktu lebih kurang 5 minggu dan merupakan kali pertama dalam sejarah perhajian Indonesia, sebab biaya pemulangan Jemaah sakit dengan ventilator tidak murah dan ditaksir menelan biaya di atas Rp. 2 milyar.

“Usaha pemulangan Jemaah sakit yang memerlukan fasilitas berulang kali diusahakan oleh KUHI namun hal itu tidak dapat dilakukan mengingat tidak ada maskapai regular yang siap dengan ventilator. Hanya Medevac yang menyediakan hal demikian,” tambahnya

Keberhasilan pemulangan Hj. Culan tak luput dari berkat jasa seorang manager promosi pelayanan kesehatan rumah sakit Garda Nasional Kerajaan Saudi Arabia Mrs.Nimat Nur Matasief, BSN, MHA, yang berdarah Indonesia asal desa Lubuk Sakti Ogan Ilir Palembang anak mantan seorang pegawai kedutaan Besar RI (KBRI).

Saat masih berada di Jeddah dulu, masa-masa kecilnya kerap dibawa orang tuanya menghadiri upacara bendera di lingkungan KBRI kuat membekas dalam ingatannya. Kenangan itu yang disebut sering dijadikan untuk memotivasi Nimat mengusahakan pemulangan Hj.Culan dengan cara berkorespondensi dengan para pengambil kebijakan di Kerajaan Saudi Arabia.

Hal itu terungkap saat Mrs.Nimat berkesempatan bertemu dengan ibu Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Maret 2016 saat bu menkes melakukan kunjungan ke RS. Garda Nasional melihat kondisi kesehatan Hj.Culan.

“Sejak itu, Mrs. Nimat bergerak cepat. Surat atas nama Direktur Eksekutif pelayanan kesehatan di Kementerian Garda Nasional wilayah Barat No. 24/1/306 tanggal 7/6/1437 yang menegaskan Hj.Culan Kasim binti Kasim adalah salah satu korban desakan maut di Mina musim haji tahun 1436 yang masih dalam kondisi koma di RS. Garda Nasional sejak peristiwa tersebut terjadi hingga kini masih menggunakan ventilator sebagai alat bernapas bantuan,”tambahnya

Surat keterangan tersebut menegaskan bahwa kondisi ini menuntut agar dapat dievakuasi ke Indonesia dengan fasilitas Medevac guna mendapatkan perawatan lanjutan dengan didampingi oleh para keluarganya. Dengan mengikuti jalurnya, surat yang ditujukan kepada Gubernur Makkah Emir Khalid bin Faisal bin Abdul Aziz (13/06/1437 H) ditindaklanjuti dengan surat kepada Yang Mulia Muhammad bin Naif bin Abdul Aziz, Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri, sekaligus sebagai pemangku kuasa Komite Tertinggi Haji menyepakati usulan dan merujuk juga kepada surat dari KUHI-KJRI tertanggal 07/06/1437H yang diteruskan kepada Kementerian Luar Negeri tanggal 15/06/1437H) Pertahanan yang dipegang oleh Deputi Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.

“Permohonan yang garung bersambut ini disetujui oleh Raja Salman bin Abdul Aziz pasca Konferensi OIC di Istanbul baru-baru ini. Surat dari Kantor Sekretariat Kerajaan (Diwan Malaki) tertanggal 16/06/1437) perihal persetujuan Kerajaan Saudi Arabia disampaikan kembali kepada Gubernur Mekkah dan Menteri Garda Nasional Pangeran Mut’ib bin Abdullah bin Abdul Aziz (21/06/1437 H),” papar Afan.

Sebagai informasi saja Hj. Culan Kasim Binti Kasim(55) merupakan Jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan oleh ONH Plus travel Maqbulah.

Sesuai dengan jadwal seharusnya yang bersangkutan kembali ke Indonesia pada tanggal 29 September 2015 dengan EK 801, karena yang bersangkutan masih dirawat di RS Garda Nasional Jeddah, akibat imbas dari peristiwa berdesakan Jemaah mematikan di Mina tanggal 25 September 2015 maka tidak dapat dipulangkan sesuai jadwal. Bahkan yang bersangkutan masih dirawat di Rumah Sakit tersebut hingga sekarang hingga sudah lebih dari 7 bulan ia dirawat dengan kondisi terakhir stabil dengan bantuan alat pernapasan.

Lebih jauh lagi, langkah pemulangan menggunakan fasilitas Medevac dilakukan mengingat besarnya keinginan pihak keluarga untuk dapat dipulangkannya Culan ke tanah air dan melihat kondisinya yang stabil dengan bantuan alat pernapasan.

“Anak dan suaminya ibu Culan pada bulan Desember 2015 lalu sempat datang ke Jeddah selama satu bulan melihat kondisi dan meminta agar pemerintah dapat memulangkan yang bersangkutan ke tanah air,” tambahnya

Proses pemulangannya oleh pihak pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menyampaikan kesediaan melakukan perawatan lanjutan pasca evakuasi ini kepada Hj.Culan Kasim bin Kasim di RS. Fatmawati. Surat kesediaan ini telah diterima pihak KUHI-KJRI Jeddah 17/04/2016 yang ditandatangani oleh Dr.Andi Wahyuningish Attas selaku direktur utama RSUP Fatmawati tertanggal 7 April 2016.

“Hal ini penting diberikan mengingat salah satu syarat utama diperkenankannya evakuasi Hj.Culan ke tanah air adalah tanggungjawab perawatan lanjutan yang bersangkutan di Indonesia. Setelah surat ini dialihbahasakan dan diserahkan kepada pihak Kerajaan Saudi Arabia, proses pemulangan Hj.Culan bisa ditindaklanjuti hingga diterimanya Flight Itinerary tanggal 28/04/2016 lalu” jelasnya

Dalam persiapan juga, KUHI-KJRI Jeddah telah mengajukan pendampingan pasien selama di perjalanan yang juga telah disetujui oleh Kerajaan Saudi Arabia yaitu pegawai Rumah Sakit Garda Nasional Jeddah an. Nikmah Nur Hasan Matasif dan Zuheir Thahir Abdurrahim Jawa, Warga Negara Arab Saudi keturunan Indonesia yang selama ini memonitor dan mendorong pemulangan Hj. Culan Kasim Binti Kasimke tanah air untuk dijadikan petugas pendamping kepada pihak RS Garda Nasional.

Berkat ini pun, pihak Kementerian Kesehatan siap menjamu kedua pendamping tersebut dan menyediakan tiket kembali ke Saudi Arabia yang menurut jadwal tanggal 07/05 mendatang sebab ingin sekali melihat negeri leluhur mereka terlebih dahulu.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby