Jakarta, aktual.com – Kehidupan di Dunia tidaklah seindah kehidupan di Akhirat, karena memang Dunia merupakan penjaranya bagi orang Mu’min. Tidaklah patut bagi seorang Mu’min menukarkan kehidupan akhiratnya hanya untuk kesenangan Dunia yang bersifat sementara.
Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian kitab Bahjat an-Nufus, bahwa seorang mukmin hendaknya mengorbankan dunianya demi untuk mendapatkan akhiratnya.
Hal ini adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari RA, bahwa baginda Nabi SAW bersabda :
أَنَّ رَجُلاً رَأَى كَلْبًا يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَأَخَذَ الرَّجُلُ خُفَّهُ فَجَعَلَ يَغْرِفُ لَهُ بِهِ حَتَّى أَرْوَاهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang melihat seekor anjing yang sedang menjilati tanah karena dahaga, kemudian ia mengambil sepatunya yang kemudian mengisinya dengan air dan memberikannya kepada anjing tersebut sampai hilang dahaganya, kemudian Allah membalasnya dan memasukkannya ke dalam surga (HR. Bukhari).
“Ketika khuf (sepatu yang terbuat dari kulit binatang) itu terkena air dalamnya, maka sepatu itu akan rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Akan tetapi dirinya mengorbankan sepatunya demi seekor anjing, semata-mata agar mendapatkan balasan di akhirat kelak,” jelas Syekh Yusri.
begitulah hendaknya seorang mukmin, harus mau berkorban dengan dunia yang fana ini, demi mendapatkan kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.
Atas dasar rasa kasih sayang yang disertai dengan pengorbanan, maka Allah pun mewujudkan apa yang menjadi harapanya, yaitu mendapatkan kemuliaan sorgaNya. Kasih sayang adalah merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap mukmin, agar dirinya mendapatkan rahmah dari Allah Ta’ala. Baginda Nabi SAW telah bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang-orang yang memiliki kasih sayang, maka Allah Dzat yang Maha Rahman, sayangilah para penghuni bumi, maka para penghuni langit akan menyayangimu,” (HR. Abu Dawud).
“Hadits ini adalah merupakan hadits pertama yang selalu dibacakan oleh para guru kepada murid-muridnya di dalam mencari ilmu,” tambah Syekh Yusri.
Semua ini agar hubungan antara seorang Guru dengan murid, adalah hubungan yang penuh dengan kasih sayang, seperti halnya baginda Nabi SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, yang mencakup seluruh makhluk Allah yang ada di bumi dan di langit.
Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari RA, bahwa para sahabatpun terheran, bahwa seorang laki-laki yang hanya memberikan minum kepada seekor anjing bisa menjadikan dirinya masuk surga, lalu merekapun berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِى الْبَهَائِمِ لأَجْرًا فَقَالَ فِى كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Wahai Rasulallah, apakah kita akan mendapatkan pahala oleh karena hewan-hewan ternak itu? Lalu bagindapun menjawab, “Pada setiap sesuatu yang memiliki hati yang basah (hidup) ada pahala,” (HR. Bukhari).
Maka hendaknya seorang mukmin memiliki hati yang penuh kasih sayang kepada siapapun, apapun, dan dimana pun, oleh karena dirinya adalah merupakan pengikut Nabi yang menjadi rahmat untuk alam semesta beserta isinya. Allah Ta’ala telah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta,” (QS. Anbiya: 107)
Wallahu A’lam.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain