Jakarta, Aktual.com – Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengakui selama ini penghitungan terhadap angka kemiskinan dan pengangguran kurang tepat. Untuk itu, ke depan pihaknya akan segera memperbaikinya.
Salah satu yang dirasa kurang sempurna adalah dalam menghitung angka pengangguran. Selama ini data yang dihitung mestinya berdasar industri yang lebih banyak menyerap barang modal.
Namun ternyata, nantinya, penyerapan tenaga kerja tak langsung juga bakal dihitung oleh Bappenas. Hal ini dilakukan agar jumlah pengangguran bisa lebih sedikit.
“Jadi terkait elastisitas tenaga kerja tak bisa dibandingkan antara masa lalu dan masa sekarang. Sekarang ini pertumbuhan ekonomi banyak terjadi di sektor manufaktur dan sektor modern yang penyerapan tenaga kerjanya bebeda dengan pola lama,” tutur Bambang di kantornya, Jakarta, Jumat (23/9).
Untuk itu, kata dia, pihaknya akan mengkoreksi secepatnya sebagai bahan dasar asumsi makro dalam Rancangan APBN 2017 nanti. Jika di masa lalu bicara penyerapan tenaga kerja langsung, tap saat ini yangsifatnya lebih padat karya, kelihatannya akan lebih banyak serap tenaga kerja.
“Seban sektor modern saat ini lebih padat modal, sehingga penyerapannya mungkin secara langsubg tak banyak tapi bisa ada multiplier effectbyang besar, yang akhirnya banyak serap tenaga kerja. Jadi metode perhitungan perlu ada penyempurnaan,” tutur dia.
Dia menvonyohkan pabrik otomotif. Sejauh ini, mungkin yang kerja di pabrik otomotif tak banyak, tetapi industri yang menyuplainya justru lebih banyak yang sudah pasti banyak juga menyerap tenaga kerja.
“Jadi nantinya, industri sparepart-nya akan kita hitung juga. Jangan hanya hitung yang penyerapan langsung. Dengan penghitungan yang seperti itu akan lrbih mrnggambarkan kondisi ekonomi kita,” klaim Bambang.
Pola perbaikan penghitungan itu, kata dia, akan menghitungan dampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Misal pertumbuhan ekonomi 1 persen dapat menyerap berapa banyak tenaga kerja. Termasuk tenaga kerja yang tak langsung.
“Kami akan lakukan sesegera mungkin. Karena kita lebih baik menyerap tenaga kerja secara total. Makanya angka penganggyran itu harus dijaga antara sama di tahun ini atau lebih rendah,” papar dia.
Untuk itu, pemerintah harus banyak menciptakan iklim investasi yang baikdengan penciptaan lap kerja yang banyak. Sementara yang suka mengembangkan bisnis, pemerintah juga terus upayakan kredit mikro agar terus dipernudah bagi mereka yang mau buka usaha.
Tahun ini, pemerintah sendiro menagetkan angka pengangguran di bawah 5,6-5,7 persen dari total penduduk. Sementara angka kemiskinan ditargetkan di bawah 10,6-10,8 persen. Serta akan memeprbaiki gini rasio atau rasio ketimpangan untuk di bawah 0,39
“Jadi target itu menjadi kebijakan kita untuk mengatasinketiga hal itu, yaitu kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan,” jelas Bambang.
Tahun depan, dengan target pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen atau tepatnya 5,1 persen, diperkirakan laju kemiskinan bisa di angka 10,5 persen, rasio ketimpangan di level 0,39, dan target pengurangan pengangguran di angka 5,6 persen.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid