Seoul, Aktual.com – Korea Utara pada Rabu (3/4) mengeklaim pihaknya berhasil melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah (IRBM) baru, yang dilengkapi hulu ledak hipersonik.
Korut juga mengeklaim bahwa semua rudal yang dikembangkan kini berbahan bakar padat dan berkemampuan nuklir dengan kemampuan mengendalikan hulu ledak.
Sebelumnya, Pemimpin Korut Kim Jong-un telah memandu pengujian Hwasongpho-16B pada Selasa (2/4), menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Militer Korea Selatan mengatakan pada Selasa, pihaknya mendeteksi penembakan IRBM dari wilayah Pyongyang dan rudal tersebut terbang sekitar 600 kilometer sebelum jatuh ke Laut Timur.
Peluncuran rudal terbaru ini terjadi sekitar tiga bulan setelah Korut melakukan uji coba rudal hipersonik jarak menengah pada 14 Januari.
Maret lalu, Korea Utara telah melakukan uji jet darat terhadap mesin berbahan bakar padat untuk IRBM baru yang dilengkapi dengan hulu ledak hipersonik.
Kim menjelaskan rudal Hwasong-16 sebagai senjata penyerang yang kuat dan strategis.
KCNA melaporkan Pbahwa emimpin Korut itu mengatakan negaranya telah menyempurnakan proyek tersebut untuk menempatkan semua rudal taktis, operasional dan strategis dengan berbagai jangkauan pada bahan bakar padat yang dikendalikan hulu ledak dan membawa hulu ledak nuklir.
“Saat ini merupakan tugas paling mendesak bagi negara kita untuk mengembangkan kekuatan luar biasa, yang mampu membendung dan mengendalikan musuh,” ujar Kim yang menyebut tindakan konfrontatif militer dan latihan perang dilakukan musuh-musuh negaranya.
Rudal hipersonik biasanya sulit dicegat dengan perisai pertahanan rudal yang ada.
Rudal tersebut bergerak dengan kecepatan setidaknya Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, dan dirancang agar dapat bermanuver di jalur penerbangan yang tidak terduga dan terbang di ketinggian rendah.
KCNA mengatakan selama uji coba pada hari Selasa, hulu ledak luncur hipersonik mencapai puncak pertamanya pada ketinggian 101,1 kilometer, serta yang kedua pada ketinggian 72,3 kilometer sambil melakukan penerbangan sepanjang 1.000 km, sesuai rencana untuk mencapai perairan di Laut Timur secara akurat.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan