Arsip foto - Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, di Pyongyang, Korea Utara (18/2/2023), dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korut. (ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/aww.)

Jakarta, aktual.com – Korea Utara (Korut) dilaporkan telah meluncurkan rudal balistik jarak pendek, demikian disampaikan dalam pernyataan resmi yang dipantau oleh Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

“Militer kami mendeteksi rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari wilayah Pyongyang menuju Laut Timur sekitar pukul 22:38 pada hari Minggu,” kata Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, dikutip AFP Senin (18/12).

“Rudal tersebut terbang sekitar 570 kilometer (354 mil) sebelum mendarat di Laut Timur,” tambahnya.

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) telah melakukan peluncuran yang disebut sebagai “sesuatu yang mirip dengan rudal balistik.” Pihak penjaga pantai menambahkan bahwa rudal tersebut tampaknya telah jatuh di wilayah perairan.

Peluncuran rudal balistik terbaru oleh Korut ini terjadi setelah peringatan dari Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) kepada Pyongyang, mengindikasikan bahwa serangan nuklir terhadap keduanya akan berakibat pada akhir rezim Kim Jong Un. Dua sekutu tersebut sebelumnya menggelar pertemuan “Kelompok Konsultasi Nuklir” di Washington pada Jumat (15/12).

Tindakan ini kemudian direspons oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel pada hari Minggu. Ia mengkritik rencana latihan militer gabungan tahun depan antara Seoul dan Washington, yang melibatkan latihan operasi nuklir, sambil memberikan peringatan tentang tindakan pencegahan dan respons mematikan yang mungkin diambil oleh Korut.

“Ini adalah deklarasi terbuka mengenai konfrontasi nuklir untuk menjadikan penggunaan senjata nuklir terhadap DPRK sebagai sebuah fait accompli,” kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA, menggunakan akronim resmi Korut.

“Setiap upaya kekuatan musuh untuk menggunakan angkatan bersenjata melawan DPRK akan menghadapi tindakan pencegahan dan tindakan balasan yang mematikan,” tambahnya.

Sementara itu, Komando Indo-Pasifik AS menyampaikan dalam pernyataannya bahwa walaupun peluncuran tersebut tidak membahayakan wilayah AS atau sekutu Washington, kejadian ini menyoroti “konsekuensi dari program senjata terlarang” yang dijalankan oleh Korea Utara (Korut). Pernyataan tersebut dengan tegas menyebut bahwa tindakan tersebut telah mengganggu stabilitas di kawasan tersebut.

“Komitmen AS terhadap pertahanan Republik Korea dan Jepang tetap kuat,” tambahnya.

Dikutip dari sumber yang sama, peluncuran rudal ini juga terjadi seiring dengan peringatan kematian ayah Kim Jong Un, yaitu Kim Jong Il, yang meninggal pada 17 Desember 2011.

Korea Utara (Korut) pada tahun lalu secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir yang “tidak dapat diubah”. Negara tersebut secara konsisten menyatakan komitmennya untuk terus melanjutkan program nuklirnya, yang dianggap sebagai aspek krusial untuk kelangsungan hidup negara tersebut oleh pemerintah.

Secara faktual, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan berbagai resolusi yang menyerukan agar Korut menghentikan program nuklirnya. Uji coba rudal balistik pertama kali dilakukan oleh Korut pada tahun 2006.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain