Seoul, Aktual.com – Korea Utara memperingatkan Amerika Serikat, akan akibat tak terbayangkan atas kebijakan bermusuhan kepada negara nuklir itu dan mendesak Washington menerima usulan lamanya tentang perjanjian perdamaian.
Peringatan tersebut diberikan dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut, Rabu (16/12) malam waktu setempat, sebagai tanggapan atas hukuman terbaru, yang diberlakukan Washington pada pekan lalu.
Hukuman itu hanya akan menambah semangat kemandirian dan meningkatkan usaha keras di kalangan pekerja industri peledak serta mendorong proporsi material untuk produksi persenjataan, kata juru bicara Kemenlu.
“Jika AS terus melakukan kebijakan bermusuhan, yang anakronistik, terhadap DPRK (Korut), itu hanya akan menghasilkan akibat tak terbayangkan, yang berlawanan dengan keinginan AS,” kata juru bicara tersebut seperti dikutip kantor berita Korean Central News Agency, Kamis (17/12).
Ia tidak menjelaskan lebih jauh makna “konsekuensi tak terbayangkan” itu, dan hanya menegaskan kembali ancaman Pyongyang untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya.
Juru bicara itu juga mendesak “finalisasi perjanjian damai dengan AS untuk mengakhiri kebijakan bermusuhan”, yang disebutnya merupakan “akar penyebab semua masalah”.
“Perdamaian dan stabilitas abadi mungkin terjadi di Semenanjung Korea, hanya jika kebijakan bermusuhan AS terhadap DPRK diakhiri dan hubungan bermusuhan antara keduanya diredakan,” katanya.
Pada pekan lalu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi keuangan terhadap enam warga Korut dan beberapa perusahaan terkait dengan pelucutan senjata.
Mereka memasukkan Divisi Roket Strategis Korut yang melaksanakan beberapa tes uji balistik rudal pada 2014, dua bank, dan tiga perusahaan pengapalan yang diduga terlibat dalam perdagangan senjata, demikian Kementerian Keuangan AS.
Hukuman itu melarang warga atau perusahaan Amerika terlibat dalam transaksi dengan pribadi dan perusahaan tersebut, dan membekukan setiap aset mereka yang berada di AS.
Artikel ini ditulis oleh: